Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bagaimana Bocil hingga Guru Besar Keranjingan Medsos?

16 September 2024   17:28 Diperbarui: 27 September 2024   13:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa riset seperti yang sudah disebutkan di atas menyebut medsos adalah tempat  menyebarkan fake news. Medsos menyebarkan fake news 6 kali lebih cepat daripada berita yang bisa dikonfirmasi. Atau medsos menyebarkan fake news 70% lebih banyak daripada berita yang bisa dikonfirmasi.

AI Menembus Otak Manusia Melalui Medsos


Setelah 2 dekade lebih medsos berkembang, maka cara informasi menyebar menjadi berubah. Medsos mulai menggantikan media konvensional sebagai sumber berita. Hampir tidak ada lagi orang yang membaca (mengkonsumsi) berita dari sumber pertama (media konvensional). Mereka membaca salinan berita di medsos (yang di-post oleh users), tanpa tertarik untuk membaca di link aslinya. Bahkan seringkali membaca berita dalam bentuk intisari (summary) saja. Atau yang lebih gila lagi: membaca (di medsos) pandangan atau interpretasi orang pada sebuah berita atau informasi. Padahal entah siapa orang itu.

Maka tidak heran jika sebuah media yang bernama Bocor Alus bisa menjadi populer di masyarakat dan bahkan kontennya dikutip oleh media konvensional. Padahal referensi atau nara sumber dari media seperti Bocor Alus adalah:
1. katanya.
2. katanya.
3. katanya.

Ini untuk mengingatkan Anda, bahwa yang dimaksud medsos itu termasuk WhatsApp, terutama WAG, Youtube, apalagi Facebook, X, TikTok, dan lainnya.

Penutup

Ada yang tertarik mendiskusikan topik di atas secara online untuk kepentingan masyarakat? Jangan sampai Indonesia semakin terpuruk karena terlindas oleh dampak medsos. Sementara itu pemilik medsos bertengger di tangga teratas dalam daftar orang terkaya di dunia.

M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun