Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bagaimana Bocil hingga Guru Besar Keranjingan Medsos?

16 September 2024   17:28 Diperbarui: 27 September 2024   13:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://fairfield.edu 

Di era pilpres 2024 ia dengan mudah menelan fake news dan menjadikan fake news itu sebagai dasar dari pernyataannya atau himbauannya yang lebih terasa sebagai "serangan" pada Presiden Jokowi. Ia "menuduh" Jokowi menyalahgunakan kekuasaannya untuk mendukung satu capres yang disukai Jokowi. Ia juga "menuduh" Jokowi memanfaatkan pembagian bansos untuk kepentingannya sendiri.

Kasus lain yang juga mencengangkan adalah gerakan dari beberapa guru besar dari beberapa universitas negeri, seperti Bulak Sumur, dan Depok, serta beberapa kampus lainnya.

Mereka fokus mengkritik Jokowi dalam soal bansos, MK, pilpres, demokrasi, korupsi, dan lainnya. Padahal sebelumnya mereka diam saat persoalan yang sama muncul?

Mengapa kritik mereka pada Jokowi senada dengan kritik yang dilemparkan oleh para lawan politik Jokowi, terutama di musim pilpres? Mengapa kritik mereka senada dengan isi medsos yang dipenuhi oleh buzzer politik?

AI Menelan Guru Besar melalui Medsos

Kita sekarang hidup di era Artificial Intelligence (AI) yang sesungguhnya sudah ikut menentukan bulat dan lonjong isi otak kita.

AI shapes your brain! Namun banyak yang membantah atau menolak itu.

Sejak awal sekali, kemunculan medsos sudah dilengkapi dengan algorithm (sekarang disebut AI) yang ditujukan untuk 2 sasaran:
1. Memahami kecenderungan users.
2. Mengarahkan perilaku users di medsos.

Jika 2 sasaran ini tercapai, maka medsos akan menjadi candu. Itu artinya:
1. Jumlah users semakin bertambah banyak.
2. Users semakin aktif berinteraksi.
3. Users semakin lama menggunakan waktunya di medsos.

Semakin medsos menjadi candu, maka medsos semakin menarik bagi pemasang iklan. Itu artinya tidak lain adalah profit yang besar.

Frances Haugen yang pernah menjadi product manager di Facebook mengungkapkan di depan DPR Amerika yang membahas dampak medsos di Amerika, bahwa algorithm di Facebook diatur untuk menjadikan profit sebagai sasaran utama, sehingga Facebook mengabaikan konten yang berbahaya atau merugikan bagi users. Namun Facebook berpura-pura memperhatikan atau peduli pada kepentingan users.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun