Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Citizen Science yang Belum Populer di Indonesia?

10 Januari 2024   10:21 Diperbarui: 10 Januari 2024   10:37 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali ada yang mengecam saya di media sosial seperti ini: Ahli neuroscience kok berpihak atau mendukung capres tertentu?

Tentu itu harus diluruskan:

Pertama,

Saya bukan ahli neuroscience, karena saya hanya citizen scientist. Itu sebutan yang populer untuk netizen yang aktif mensosialisasikan atau mempopulerkan berbagai riset yang dilakukan oleh para scientist di berbagai universitas atau lembaga riset.

Baca juga: Capres Omon-omon

Scientists memang membutuhkan citizen scientists yang dulu perannya dipanggul oleh para jurnalis di berbagai media. Itu karena kebanyakan scientists tidak mahir dalam penulisan populer untuk berbagai media.

Meski saya bukan scientist yang melakukan riset dan membuat penemuan penting, saya sudah menulis ratusan artikel dan video. Anda bisa melihat kumpulan tulisan saya salah satunya di Kompasania dan juga di berbagai akun medsos saya lainnya. Tulisan saya dikutip oleh akademisi Indonesia atau mereka yang belajar neuroscience di berbagai universitas. Mereka mengutip tulisan saya di beberapa buku mereka.

Kedua,

Sebagai citizen scientist saya harus menunjukkan manfaat dari berbagai riset neuroscience yang telah saya sosialisasikan sejak tahun 2015. Misalnya tentang bagaimana mendeteksi potensi kerugian yang bakal dialami masyarakat jika memilih satu capres tertentu.

Dalam beberapa artikel yang saya tulis beberapa tahun belakangan ini, saya sering membahas tentang personality disorder yang banyak disandang oleh politisi, termasuk juga para capres.

Saya juga membahas capres mana saja yang personality disorder-nya paling menonjol, seperti: narcissist, atau sociopath, atau juga psychopath.

Pilpres kali ini berbeda banget dengan beberapa pilpres sebelumnya. Dulu, capres yang bukan lesser evil sangat jelas. Sedangkan sekarang semua capresnya nampak sebagai lesser evils, sehingga untuk memilih capres, sebaiknya kita juga harus menghitung siapa saja yang berada di sekitar capres atau siapa saja yang berada di belakang capres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun