Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benjamin Netanyahu dan Indonesia

15 Oktober 2023   08:46 Diperbarui: 9 November 2023   11:00 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.who.int/publications/i/item/9789240049338

Yuval Noah Harari, sejarawan & filsuf menjadi salah satu pengkritik Netanyahu dalam soal praktik demokrasi. Harari juga menyebut Netanyahu memecah-belah masyarakat agar ia bisa terus berkuasa (lihat nomor 1 & 2 di atas). Itu disampaikan Harari di Washington Post, 11 Oktober lalu, dalam sebuah artikel, juga melalui berbagai wawancara. Lihat di sini: (klik di sini).

Harari percaya pembantaian yang terjadi pada Sabtu pagi buta 7 Oktober 2023 lalu di wilayah perbatasan Israel-Gaza disumbang oleh ketidakmampuan atau kekurangan Netanyahu sebagai PM Israel sebagaimana disebutkan di atas.

Salah satu "sumbangan" Netanyahu pada peristiwa pembantaian yang dilakukan Hamas pada warga biasa Israel tak bersenjata itu adalah: Netanyahu tidak bisa menerima masukan dari mereka yang ahli pada soal keamanan, seperti Kepala Israel Defence Forces (IDF). Menteri Pertahanannya sendiri, Yuav Galant dipecatnya pada Maret lalu.

Sekitar 1.400 warga Israel tewas dibantai Hamas yang bergaya ISIS hanya dalam waktu beberapa jam saja. Ada yang dipenggal,  dibakar hidup-hidup, diperkosa, dianiaya hingga tewas, dll. Aparat keamanan terlambat datang, karena gangguan telekomunikasi untuk memberi bantuan di semua wilayah yang diserang oleh Hamas di hari yang mengerikan tidak hanya bagi warga Israel, tetapi juga bagi dunia. 

Peristiwa ini bakal menjadi tambahan memori hitam bangsa Yahudi (dan juga dunia) setelah memori hitam holocaust atau pembantaian orang Yahudi Eropa secara sistematis oleh Nazi German. Hamas di pagi itu nampaknya menyasar warga biasa yang tak bersenjata untuk dibunuhi mereka, lalu lari kembali bersembunyi di Gaza Strip.

Menurut beberapa laporan media (klik salah satunya di sini), terlihat itu adalah serangan genocida yang berakar pada kebencian yang sudah lama pada bangsa Yahudi, yaitu ratusan tahun lamanya. Anehnya kebencian ini juga dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia. Serangan Hamas itu memang bukan untuk bertempur dengan tentara Israel, tapi melakukan pembunuhan massal pada warga biasa.

Penutup

Netanyahu sebagai PM bisa dibilang terlalu fokus memoles dirinya supaya terus berkuasa. Ia tentu berhasil dalam soal itu dan terlihat dalam kemenangannya di Desember 2022 lalu. Namun ia kehilangan orientasi pada potensi ancaman dari wilayah sekitarnya, seperti ancaman dari Hamas (dan juga kelompok lain yang seperti Hamas) yang sejak dulu terlihat bertekad melakukan genocida pada bangsa Yahudi sebagaimana dilakukan Nazi German puluhan tahun lalu pada PD2.

Netanyahu memiliki beberapa kekurangan yang bisa membahayakan Israel, bahkan bisa membahayakan kemanusiaan, karena balasan Israel pada serangan Hamas kemarin pada warga biasa berpotensi menjadi besar, lama, atau melibatkan banyak negeri lainnya. Yang pasti produktivitas di Israel bakal menurun, karena sibuk berperang. Juga tingkat happiness warganya bakal menurun. Itu nanti bisa kita lihat di laporan di 2 tahun WHR berikutnya.

Apa yang terjadi di Israel, tentu saja bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Jokowi tentu saja seorang presiden terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Keberhasilannya sangat terlihat dalam mengangkat perekonomian, salah satunya berkat program hilirisasinya. Termasuk juga pembangunan infrastruktur yang sangat signifikan, bahkan di wilayah terpencil.

Saat pandemi yang panjang kemarin, Jokowi dipuji dunia karena Indonesia salah satu dari sedikit negara di dunia yang berhasil melalui pandemi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun