Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Akhir dari Sirkus Al-Zaytun?

28 Juni 2023   17:28 Diperbarui: 6 September 2023   16:28 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rajneesh wafat di tahun 1990. Beberapa orang menduga keras Rajneesh bukan mati wajar, namun bunuh diri dengan obat-obatan. Mantan sekretaris Rajneesh yang juga Presiden Rajneesh Movement, yaitu Sheela pernah menemukan percakapan Rajneesh dengan dokter pribadinya saat masih di Oregon, yaitu tentang bagaimana cara mati yang tidak sakit. Dokternya menjawab dengan 3 suntikan yang berbeda.

Jika benar Rajneesh (yang di akhir masa hidupnya mengganti namanya menjadi Osho yang dalam bahasa Jepang artinya guru spiritual tertinggi) wafat bunuh diri, maka pengikutnya harus merasa beruntung, karena Jim Jones dari Indiana, Amerika berhasil mengajak 900 dari puluhan ribu pengikutnya untuk bunuh diri di Guyana, Amerika Selatan di tahun 1978. Di antara 900 orang itu ada 300 anak-anak. Rajneesh untungnya tidak mengajak pengikutnya untuk ikut wafat bersamanya.

Apakah guru spiritual seperti Rajneesh sebenarnya guru palsu? Ukuran apa yang bisa digunakan untuk mengukur seorang guru spiritual? Pertanyaan itu tentu boleh diajukan kepada Panji Gumilang di Indonesia. Tentu pertanyaan sedikit dimodifikasi, misalnya apakah ia seorang 'pembaharu agama' yang palsu? Lalu pertanyaan selanjutnya: mengapa kita perlu mempersoalkan itu?

M. Jojo Rahardjo

Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun