Evolusi Pikiran Manusia dan Peran AI
Sebelumnya, yaitu di masa lalu, pikiran baru (dari sebuah pemecahan masalah) mengikuti pola tertentu: satu individu atau lebih berpikir keras untuk menciptakan solusi inovatif untuk tantangan yang ada. Hasilnya adalah sebuah pikiran baru yang tidak sepenuhnya unik, karena di suatu tempat, pada waktu yang sama atau waktu yang berbeda bisa muncul pikiran baru yang sama. Mesti Anda ingat, bahwa ada sekitar 8 miliar orang yang saat ini menghuni Bumi dan sekitar 100 miliar orang yang telah hidup sebelumnya, bisa menghasilkan pikiran baru yang mungkin sama.
Namun, sekarang cara pembentukan pikiran baru mengalami pergeseran yang amat dramatis. Manusia sekarang memiliki pilihan baru, karena manusia dapat memanfaatkan bantuan dari LLMs untuk menjelajahi koleksi data dari peradaban manusia yang sangat besar untuk mencari informasi relevan dan lalu melakukan sintesa yang bisa menjadi pikiran baru yang lebih komprehensif.
LLMs tentu akan merevolusi cara manusia menghasilkan pikiran baru atau ide baru atau melakukan pemecahan masalah. Tidak itu saja, LLMs mereduksi durasi dalam menciptakan pikiran baru.
Pada akhirnya arah evolusi pikiran manusia akan ditentukan oleh LLMs. Ada banyak bidang yang dijangkau oleh pikiran baru, seperti cara kita berdemokrasi, pengembangan science atau teknologi, hingga cara kita melakukan perjalanan antar planet.
Yang juga sudah terbukti adalah bagaimana LLMs mampu mensimulasikan apa yang bisa terjadi di laboratorium biotechnology. LLMs mampu memangkas waktu yang dibutuhkan untuk memprediksi sebuah rekayasa genetika. Sehingga LLMs memangkas waktu manusia untuk melompat maju puluhan tahun ke depan hanya dalam hitungan bulan saja.
Delapan miliar otak manusia tidak saling terhubung di waktu yang sama. Itu berbeda dengan semua LLMs yang bisa saling terhubung satu sama lain. Hasilnya adalah kecepatan yang luar biasa dalam memproduksi pikiran baru. Untuk satu pemecahan masalah, LLMs bisa menghasilkan beberapa pikiran baru. Lalu beberapa pikiran baru ini bisa digabungkan menjadi beberapa pikiran baru selanjutnya, begitu seterusnya tanpa berhenti dalam menghasilkan pikiran baru.
Lalu muncul pertanyaan besar: Lalu apa yang dikerjakan oleh otak manusia, jika semua diambil alih oleh LLMs? Jawabannya tentu mudah, karena bisa ditanyakan pada LLMs. Tentu saja itu ironi, karena itu bisa berarti akhir dari evolusi pikiran manusia. Atau justru inilah evolusi pikiran manusia, yaitu tidak lagi diproduksi oleh otak yang organic, namun oleh sesuatu yang inorganic.
Namun sebelum evolusi itu benar-benar terjadi nanti, kita boleh (masih memiliki kesempatan) mengajukan pertanyaan ini: Apakah pikiran baru yang diproduksi oleh LLMs akan sejalan dengan prinsip kemanusiaan yang sudah dibangun setidaknya 50 ribu tahun belakangan ini? Atau sudah saatnya untuk mengubah prinsip kemanusiaan itu?
M. Jojo Rahardjo
Menulis ratusan artikel & video seputar neuroscience sejak 2015