Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Personal Development di Era AI

16 Mei 2023   19:58 Diperbarui: 23 Juli 2023   14:57 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Mustafa Suleyman, https://techcrunch.com/2022/01/20/new-greylock-venture-partner-mustafa-suleyman-is-looking-for-ais-next-best-thing/

Tidak terhitung jumlah riset seputar benefit meditasi. Temuan utamanya adalah meditasi memaksimalkan fungsi otak. Artinya adalah fungsi utama dari prefrontal cortex (executive function) menjadi maksimal, yaitu: lebih cerdas, lebih memiliki solusi, lebih mudah mempelajari apapun, termasuk hal baru, lebih kreatif, inovatif, tahan banting atau tahan tekanan (stres), bahkan cenderung pada kebajikan (spirituality). Itu semua, karena menurunnya tingkat stress, sehingga fungsi otak pun akhirnya meningkat.

Itu yang disebut oleh Shawn Achor dalam bukunya berjudul "Happiness Advantage": "your brain at positive is 31 percent more productive that your brain at negative, neutral or stressed".

Maka lahirlah mindfulness industry di dunia setidaknya di 3 dekade terakhir ini.

Personal Intelligence (PI), Aplikasi Pertama seputar Personal Development

Era smartphone hingga Android phone sekarang yang kita kenal sekarang ini memungkinkan setiap orang memiliki berbagai aplikasi yang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari. Medsos tentu aplikasi yang paling sering digunakan oleh setiap orang. Begitu juga aplikasi untuk mengedit video atau foto. Ternyata ada 1 aplikasi yang juga banyak digunakan, yaitu aplikasi untuk kebutuhan personal development. Aplikasi itu antara lain: Calm, Headspace, Insight Timer, Stop Breath and Think, 10% Happier, Buddhify, dll.

Berbagai aplikasi yang disebut di atas memiliki tujuan akhir, yaitu menuntun Anda untuk menjalani satu bentuk personal development program. Namun berbagai aplikasi itu lebih nampak sebagai aplikasi untuk mempraktikkan mindfulness atau mempraktikkan meditasi. Mungkin sekali users sudah paham, bahwa ketika mereka rutin mempraktikkan mindfulness, maka akhirnya mereka mendapatkan personal development program pula.

Nama Mustafa Suleyman di dekade ini mungkin saja bisa setara dengan nama Steve Jobs atau Bill Gates di tahun 80an. Jika dulu banyak perusahaan berlomba untuk menciptakan Personal Computer (PC) dan software-nya (software sekarang sering disebut dengan kata aplikasi), lalu di dekade ini berbagai perusahaan berlomba untuk membuat aplikasi Chatbot yang tentu saja sudah AI-Powered. Namun Mustafa Suleyman menciptakan chatbot yang berbeda dengan ChatGPT, Microsoft Bing AI, Google Bard, dll. Apa bedanya?

Gambar: Mustafa Suleyman, https://techcrunch.com/2022/01/20/new-greylock-venture-partner-mustafa-suleyman-is-looking-for-ais-next-best-thing/
Gambar: Mustafa Suleyman, https://techcrunch.com/2022/01/20/new-greylock-venture-partner-mustafa-suleyman-is-looking-for-ais-next-best-thing/
Mustafa Suleyman yang lahir di tahun 1984 ini adalah co-founder dari Google DeepMind Technologies. Ayahnya dari Syria dan ibunya Inggris. Mustafa lahir dan besar di Inggris. Ia ternyata memiliki pengalaman yang cukup dalam soal mental health. Tak mengherankan jika ia membangun chatbot yang berbeda, yaitu yang berurusan dengan membangun mental health atau personal development.

Mustafa bersama dengan Linkedin co-founder, Reid Hoffman mendirikan perusahaan startup bernama Inflection AI yang sekarang ini sedang membangun chatbot bernama PI yang katanya berbeda dengan chatbot lainnya. Jika berbagai chatbot lainnya berlomba untuk menjadi yang "terpintar" (misalnya Google Bard, Microsoft Bing, ChatGPT, dll), sedangkan PI yang masih experimental ini bukan chatbot yang "terpintar", namun sebuah aplikasi AI yang memiliki Emotional Intelligence yang tinggi dan akan menularkannya ke users.

Jika jaman awal PC dulu users harus membeli perangkatnya (PC) dan software-nya, sekarang nyaris tak ada yang dibayar untuk bisa menggunakan PI itu. Dan juga nyaris tak ada perangkat yang mesti dibeli, karena cukup menggunakan HP yang ada untuk mengakses layanan PI itu.

Namun kelak atau tidak beberapa lama lagi, Anda akan membutuhkan perangkat lain seperti semacam gelang yang dikenakan di pergelangan tangan atau headband di kepala untuk memonitor biometric data dari tubuh Anda dan otak Anda, atau mungkin juga kalung di leher Anda. Peralatan tambahan itu memungkinkan PI untuk memonitor secara lebih akurat tentang kondisi emotions Anda, atau tingkat stress Anda, atau juga fungsi otak Anda. Informasi mengenai biometric itu akan digunakan untuk memberi saran atau nasehat yang lebih akurat untuk Anda dalam rangka meningkatkan emotional intelligence Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun