Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Personal Development di Era AI

16 Mei 2023   19:58 Diperbarui: 23 Juli 2023   14:57 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.ft.com/content/0c105d93-e017-470d-8653-a2a30fd720b2

Itu artinya lebih mudah meredam perilaku toxic, misalnya korupsi. Tentu itu kabar gembira bagi upaya pemberantasan korupsi yang bukan hanya jalan di tempat, tetapi malah semakin kedodoran akhir-akhir ini di Indonesia.

Gambar: https://www.ft.com/content/0c105d93-e017-470d-8653-a2a30fd720b2
Gambar: https://www.ft.com/content/0c105d93-e017-470d-8653-a2a30fd720b2
 
Kata personal development populer di kalangan motivator atau di kalangan Human Resources Development. Artinya sekitar cara mengembangkan potensi positif yang sudah kita miliki ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Kursus atau training untuk itu sebagaimana kita ketahui berharga mahal.

Sementara itu, Shawn Achor, seorang neuroscientist terkenal, menyebut dengan menjalani berbagai tips dari personal development, maka kita akan 31% lebih produktif daripada sebelumnya. Itu artinya lebih berprestasi, lebih pintar, lebih punya solusi, lebih kreatif, lebih inovatif, lebih tahan banting, lebih cenderung pada kebajikan atau spirituality, bahkan juga lebih sehat. Di berbagai bukunya Shawn Achor menggunakan kata happiness sebagai ganti dari kata personal development. Kadang ia juga menggunakan kata positivity.

Sedangkan Jon Kabat-Zinn menggunakan kata mindfulness practices untuk mengganti kata personal development dan kata meditation.

Lalu Daniel Goleman di tahun 1995 menggunakan kata Emotional Intelligence.

Jon Kabat-Zinn di tahun 1979 adalah seorang medical doctor di University of Massachusetts Medical School yang telah menginspirasi berkembangnya multibillion dollar mindfulness industry di dunia, karena ia memperkenalkan konsep mindfulness sejak tahun 1979 untuk menurunkan tingkat chronic stress dan membantu para pasiennya dari berbagai penyakit mematikan.

Sedangkan Daniel Goleman mempopulerkan kata Emotional Intelligence (EQ) di tahun 1995 (melalui buku dengan judul yang sama) yang kemudian menginspirasikan banyak riset sains hingga puluhan tahun kemudian. Riset sains lainnya itu ternyata lebih menguatkan tesis Goleman seputar emotional intelligence itu.

Yang mengejutkan adalah, ternyata ribuan tahun yang lalu, kira-kira 2.500 tahun lalu, personal development juga sudah dikaji mendalam oleh Siddhartha Gautama. Apa yang dibahas oleh Siddhartha menjadi dasar dari mindfulness practices yang sekarang menjadi industri miliaran dolar di dunia. Tentu istilah yang dulu digunakan oleh Siddhartha berbeda, namun akarnya sama. Kata dukkha diganti dengan kata suffering atau unhappiness. Dukkha di Buddhism adalah central concept. Dukkha atau suffering menjadi akar dari berbagai persoalan hidup. Sedangkan meditasi adalah cara menurunkan dukkha yang penjelasannya menjadi lebih terang di jaman neuroscience sekarang.

Mindfulness practices menggunakan neuroscience untuk menjelaskan akar suffering (dukkha). Neuroscience menemukan pikiran menjadi penyebab utama dari munculnya negative emotions dan lalu menyebabkan chronic stress yang sering disebut unhappiness atau suffering (dukkha).

Neuroscience kemudian menjelaskan lebih rinci lagi, bahwa pikiran cenderung untuk melakukan mind-wandering atau pikiran yang berkelana tidak tentu arah atau tanpa tujuan memikirkan hal-hal negatif dari masa lalu atau masa depan, tentang diri sendiri atau orang lain, dan lain sebagainya. Beberapa riset menemukan hampir separuh dari waktu yang Anda miliki ternyata digunakan untuk melakukan mind-wandering itu. Padahal riset juga menemukan, mind-wandering menyebabkan unhappiness (suffering atau dukkha).

Jon Kabat-Zinn sejak tahun 1979 berhasil mempopulerkan praktik meditasi di dunia Barat dengan sebutan baru, yaitu mindfulness practice untuk menurunkan kecenderungan mind-wandering itu, serta menurunkan pula dampak dari mind-wandering itu, yaitu chronic stress (karena mind-wandering nyaris tidak bisa dihapuskan). Konsep Kabat-Zinn ini diberinama: Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) yang amat terkenal di dunia itu. Menurunkan stress berarti menurunkan dukkha atau suffering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun