Sebagaimana Siddartha sudah katakan, kita nyaris tidak bisa menghentikan mind-wandering. Mind-wandering meski memberi dampak negatif, namun memiliki benefit. Banyak penemuan hebat dalam bidang sains, teknologi, juga pikiran besar dihasilkan karena adanya mind-wandering. Solusi besar dalam peradaban manusia dihasilkan karena pikiran manusia berkelana ke masa depan membayangkan apa-apa yang bisa membuat peradaban berkembang. Saat membayangkan masa depan itu manusia merancang hal-hal baru dengan menggunakan memori yang dimilikinya, termasuk memori negatif dari masa lalu. Jadi meski memberi dampak negatif, yaitu stres namun mind-wandering ini memberi benefit yang besar dalam peradaban manusia.
Sebagaimana sudah disebut sebelumnya, riset yang dilakukan oleh Harvard University menemukan: Hampir separuh dari saat kita terjaga, yaitu 47% ternyata pikiran kita sibuk berkelana ke masa lalu dan ke masa depan atau berkelana kemanapun (memikirkan banyak hal). 47% dari mind-wandering ini ada yang menghasilkan pikiran besar, solusi bagus, temuan baru, dan lain-lain yang positif.Â
Meski menghasilkan hal positif, mind-wandering ini menyumbang stres, apalagi jika saat mind-wandering tidak menghasilkan hal positif.
Sebuah buku yang berjudul "The Wandering Mind" yang ditulis oleh Michael Corballis, seorang neuroscientist dari New Zealand menggambarkan dengan rinci dan mendalam tentang kategori pikiran apa saja yang muncul saat mind-wandering. Ia juga menjelaskan bagian apa saja di otak yang terlibat atau menjadi aktif saat mind-wandering, dan bagaimana asal-muasal otak manusia memiliki kecenderungan ini. Apakah hewan memiliki kecenderungan mind-wandering ini? Itu juga dikaji oleh Corballis sehingga menjadi jelas mengapa hewan hingga manusia memiliki kecenderungan ini.
Mindfulness Sebagai Kebalikan dari Mind-Wandering
Tahun 1979, Jon Kabat-Zinn mulai memperkenalkan mindfulness practice kepada dunia. Kata mindfulness digunakan untuk menggantikan kata meditation yang digunakan oleh Siddartha Gautama dan tradisi Hindu yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Kata mindfulness digunakan oleh Kabat-Zinn agar praktik meditasi lebih mudah disosialisasikan di dunia Barat.Â
Jika diambil intisarinya, maka sebagaimana yang dikatakan Siddartha, mindfulness adalah sebuah latihan agar:
1. Lebih mudah menyadari, bahwa kita sebenarnya memiliki kecenderungan untuk melakukan mind-wandering.
2. Menurunkan dampak negatif dari mind-wandering.
Point pertama akan membuat kita takjub, bahwa akhirnya kita bisa menyadari atau mampu memperhatikan pikiran kita sendiri dengan lebih jernih atau jelas. Kita pun takjub, bahwa pikiran kita ternyata gampang sekali mind-wandering.
Point kedua akan membuat kita mampu untuk bersikap netral saat mind-wandering terjadi. Apa artinya?
Riset menunjukkan, bahwa stres akan terpicu saat kita melakukan mind-wandering mengenai sesuatu yang negatif, netral, atau bahkan yang positif sekalipun. Mindfulness practice bisa menghasilkan: