Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empat Tahun Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah

27 September 2022   15:23 Diperbarui: 13 Februari 2023   22:15 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan pemerintah New Zealand telah menyediakan website yang menyediakan segala informasi penting tentang mitigasi bencana (klik di sini: Get Ready). Di halaman depan website itu terpampang kalimat penting ini: Emergencies can happen anytime, anywhere. You can take steps to be prepared.

Gambar: getready.govt.nz
Gambar: getready.govt.nz

Menurut pemerintah New Zealand setidaknya ada 3 hal penting yang mesti disosialisasikan kepada masyarakat dalam menghadapi bencana gempa & tsunami besar. Tiga hal penting ini juga bagus untuk diterapkan di Indonesia, yaitu:
1. Get your household ready,
2. Get your work ready,
3. Get your school ready.

Tiga hal itu juga menggambarkan 3 tempat penting dalam keseharian kita sekeluarga, yaitu rumah, tempat kerja, dan sekolah.

Tiga tempat itu mewakili 'berbagai tempat kita berada' saat gempa besar terjadi. Saat malam hari tentu saja kita berada di rumah sehingga rumah dan isinya harus menjadi tempat yang aman atau baik untuk menghadapi gempa besar. Rumah tentu harus tahan gempa, dan memiliki persediaan makanan, minuman, air bersih dan obat-obatan. Sedangkan pada hari kerja dan di siang hari tentu kita bisa saja sedang berada di tempat kita melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bersekolah atau bekerja, dan lain-lain. Semua tempat itu harus menjadi tempat yang aman atau baik dalam menghadapi gempa besar.

Apakah kita memiliki website seperti yang sudah disediakan oleh pemerintah New Zealand? Mungkin BNPB bisa menjawab pertanyaan ini, meski dari namanya BNPB adalah badan yang bekerja untuk menanggulangi bencana, bukan untuk melakukan mitigasi. Pertanyaan boleh berlanjut: apakah UU yang ada di Indonesia mencakup dengan tegas soal mitigasi bencana?

Sejauh yang saya amati, Indonesia kurang memiliki program mitigasi bencana gempa & tsunami yang serius. Jepang & New Zealand melakukan latihan menghadapi gempa & tsunami secara teratur, sehingga masyarakatnya sama sekali tak mengalami gagap saat terjadi gempa besar. Mereka tetap terlatih untuk antri, meski sedang dilanda bencana. Latihan itu diselenggarakan bersama oleh para pemangku kepentingan. Tentu saja peran pemerintah pusat & daerah sangat menentukan dalam penyelenggaraan latihan yang teratur ini yang menjadi bagian dari mitigasi bencana.

Belajar dari gempa & tsunami besar yang sudah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seharusnya  jumlah korban & angka kerugian bisa dikurangi jika Indonesia memiliki program mitigasi yang serius. Perlu diingat, bahwa PBB sudah mengkampanyekan "act now save later" karena setiap 1 dolar yang dikeluarkan untuk mitigasi bencana akan menghemat 7 dollar pada saat penanggulangan atau recovery (klik di sini: #ActNow, Save Later | actnowsavelater.org). Tapi sayangnya, tak nampak ada pelajaran tentang mitigasi bencana di sekolah sejak tingkat dasar hingga menengah, apalagi program mitigasi lainnya.

Meski videonya banyak tersedia di internet, namun kurang terlihat adanya sosialisasi soal memperkuat struktur bangunan rumah penduduk biasa yang masih belum memenuhi standar tahan gempa besar. Padahal jumlah korban akan tinggi karena tertimpa bangunan runtuh di rumah-rumah penduduk biasa. Pemerintah New Zealand telah menyediakan informasi yang memadai bagi masyarakat tentang bagaimana memperkuat struktur bangunan rumah yang sudah ada (klik di sini: Make your home safer).

Sebenarnya ada masih banyak lagi program persiapan lain (sebagai bagian dari mitigasi bencana) yang mesti disosialisasikan pada masyarakat, seperti titik kumpul bagi tiap anggota masyarakat wilayah tertentu setelah terjadinya gempa besar. Ingat, penduduk pulau Jawa menurut Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri, ada di 6 provinsi di Pulau Jawa dengan total jumlah penduduk 154,34 juta jiwa pada Juni 2022. Sungguh tak terbayangkan jumlah korban yang akan muncul saat terjadi gempa & tsunami besar di pulau terpadat di Indonesia atau di dunia ini.


Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun