Dalam pidato itu Will tidak menyebut nama Chris, apalagi meminta maaf pada Chris secara terbuka. Ia malah menyinggung konsekwensi yang akan diterimanya, yaitu kekuatirannya tidak bakal diundang lagi oleh Academy Award berikutnya. Pidatonya itu terasa hanya mengenai dirinya. Self centered.
Tak heran jika kemudian ada ahli yang menyebut Will mengidap God Complex. Bahkan ada yang menyebutnya narcissist maniac. Dalam pidatonya itu Will menyebut apa-apa yang bagus pada dirinya karena diberikan Tuhan. Namun ia tak menyebut kekerasan yang dilakukannya pada Chris sebagai sesuatu yang datang dari Tuhan.
Kontroversi mengenai peristiwa ini masih terus berlangsung hingga hari ini di berbagai media. Bahkan para aktor Hollywood ramai-ramai menyerang (mengolok-olok) Will Smith dan panitia Academy Award.
Will akhirnya menyatakan mundur dari Academy Award. Tentu saja itu keputusan yang besar. Film yang akan dibuatnya atau yang ada Will di dalamnya akan menjadi kurang diminati untuk menangguk jumlah penonton yang besar seperti sebelumnya.
Will jelas menjadi hancur karena apa yang telah dilakukannya pada Chris. Itu terlihat dari berbagai olok-olok yang ramai-ramai dibuat orang, termasuk para selebriti Amerika dan dunia. Mungkin Will sebaiknya tidak membuka media sosial apapun dalam beberapa minggu mendatang, juga tidak menonton TV atau mendengar radio jika ingin tambah stres.
==o==
Mari kita pahami peristiwa ini berdasar pada riset sains terakhir tentang otak dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. Neuroscience & positive psychology yang baru berkembang 3 dekade terakhir menyebut saat otak berfungsi maksimal, maka kita akan cenderung pada perilaku anti kekerasan, menolak agresi, cenderung memaafkan apa pun yang dilakukan orang lain pada kita, tidak mudah terganggu pada apa yang dikatakan atau dipikirkan orang lain tentang kita. Atau dengan kata lain adalah kita menjadi orang yang penuh kedamaian, tak mudah marah atau tersinggung, dll yang positif.
Mereka yang memiliki kondisi otak yang berfungsi maksimal ini dulu disebut disebut dengan sebutan memiliki kebahagiaan. Jadi mereka yang bahagia tidak akan melakukan apa yang dilakukan oleh Will Smith, yaitu berteriak-teriak kasar (memaki), bahkan melakukan serangan fisik.
Pidatonya saat menerima oscar sangat bertolak belakang dengan apa yang baru saja dilakukan beberapa menit sebelumnya. Ia mengatakan antara lain apa yang dilakukannya demi cinta, atau untuk melindungi keluarga, dll, hingga menjadi tangguh dalam menerima perlakuan keji dari orang lain. Entah siapa yang dimaksud oleh Will.
God make me do it. Itu antara lain yang dikatakan Will yang membuat beberapa ahli menyebut Will adalah seorang dengan narcissism god complex.
Di hari-hari berikutnya Will tetap terlihat menyalahkan apa pun kecuali dirinya sendiri. Itu disampaikannya melalui akun medsosnya. Bahkan ia terasa masih terus menyalahkan lelucon itu.