(3) Penuh kesombongan atau gembar-gembor yang tak perlu.
Superiority/Arrogance --> I am better than others; and
(4) Delusional, merasa amat spesial.
Self-absorption/Self-admiration --> I am preoccupied with how extraordinary and special I am.
Naracissism Berguna dan Apakah Sekaligus Toxic?
Narcissim juga bisa dideteksi melalui penggunaan kata I, my, mine, and
me. Semakin sering ia menggunakan 4 kata itu, maka semakin ia menganggap dirinya adalah sama dengan perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja.
Sebagaimana yang disebutkan di bagian awal artikel ini, adanya ciri narcissist dibutuhkan bagi seorang CEO untuk membawa sebuah organisasi atau perusahaan ke puncak kesuksesan. Tentu itu yang menjadi tujuan utama seorang CEO ditempatkan di sebuah organisasi.
Namun melalui kacamata yang lebih luas, ada pertanyaan kemanusiaan yang harus diajukan: apakah perusahaan atau organisasi itu membawa manfaat bagi kemanusiaan? Jika tidak, maka kesuksesan itu hanya membawa manfaat untuk organisasi itu saja.
Pertanyaan ini tentu harus diajukan kepada partai-partai politik juga, karena kita tahu ada partai yang baru saja dibentuk, namun berhasil meraih "kesuksesan" yang luar biasa. Apakah itu hebat? Menurut ukuran kemanusiaan mungkin sangat buruk.Â
Organisasi, perusahaan, atau pemerintahan yang dipimpin oleh seorang narcissist memang bisa melompat ke atas sangat cepat, namun kejayaan itu hanya seumur jagung. Steve Jobs, Adolf Hitler, Donald Trump, Alexander the Great, Partai Demokrat (di Indonesia) adalah hanya sebagian kecil dari contoh narcissism dalam sejarah peradaban manusia. Steve Jobs pernah membuat "ambruk" perusahaan Apple yang dipimpinnya. Adolf Hitler pernah menguasai Eropa sebentar saja (melalui jatuhnya korban 50 juta jiwa), namun hanya sebentar saja. Begitu juga Donald Trump, Alexander the Great, dll.
Bagaimana mengukur manfaat sebuah kesuksesan bagi kemanusiaan? Sains memberi cara ini, yaitu apakah individu, organisasi atau perusahaan itu memberi "solusi" pada persoalan global. Sebagaimana kita tahu peradaban manusia atau bahkan the existence of human being terancam oleh beberapa persoalan yang dalam beberapa dekade terakhir mengemuka. Apakah individu atau organisasi itu ikut menyumbang ancaman itu? Atau menurunkan ancamannya? Itulah ukurannya.
Persoalan global adalah topik yang terus dibicarakan oleh banyak pemikir, filsuf, ilmuwan dan pembuat kebijakan di seluruh dunia. Disebut persoalan global, karena memiliki dampak hingga ke setiap orang, dan hingga ke pelosok di mana pun di muka Bumi ini. Salah satu topik besar dari persoalan global adalah climate change yang dampaknya memang hingga ke pelosok. Topik lainnya adalah technological disruption, artificial intelligence, climate change, nuclear war, mental health, poverty, violence, pandemic, dll.
CEO, pemimpin dengan ciri narcissist boleh saja sukses membawa organisasinya ke puncak kesuksesan. Namun jika organisasinya tidak membawa manfaat bagi kemanusiaan, maka ia adalah toxic bagi semua orang, atau bagi humanity.