motivasi, sehingga orang yang mendengarkannya menjadi pribadi yang lebih baik.
Pasti pernah dengar kata motivator, yaitu orang yang dianggap memiliki kemampuan berlebih dalam memberiPasti juga pernah mendengar kata pengembangan mindset, atau materi yang diberikan oleh perusahaan training tentang cara merubah mindset dari yang buruk kepada mindset yang memberi benefit. Kata mereka: perubahan mindset bisa membawa kita pada prestasi besar atau produktivitas yang tinggi dan menjadi pribadi yang baik.
Mereka itu sering banget ngomong, misalnya: berpikirlah positif, buang amarah, jangan terganggu dengan apa kata orang, jangan cemas, fokus pada hal yang paling penting saja, dan lain-lain. Bahkan mereka juga bilang: jangan mudah panik.
Semua itu sangat mudah diucapkan atau disampaikan kepada peserta training. Namun apakah itu efektif dalam memberi hasil?
Apakah bisa meminta orang yang sedang panik untuk tidak panik? Tentu tidak bisa, karena panik itu bukan pilihan, karena panik adalah sebuah kondisi di otak yang sedang menurun fungsinya. Mengatakan: "jangan panik!", sama dengan mengatakan: "berfungsilah dengan baik, wahai otak!" Jelas itu tidak mungkin.
Demikian juga dengan berpikir positif yang juga sebuah sikap hidup yang dihasilkan saat otak berfungsi dengan baik. Jadi tidak bisa kita meminta orang untuk berpikir positif.
==o==
Tiga dekade terakhir ada sains yang berkembang pesat, yaitu neuroscience & positive psychology. Sains ini giat melakukan riset seputar fungsi otak dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan, seperti produktivitas, kecerdasan, kemampuan menemukan solusi, ketangguhan dalam situasi sulit, kesehatan tubuh, hingga kecenderungan pada kebajikan.
Sains yang baru ini yang menemukan, bahwa saat otak dalam kondisi tidak berfungsi maksimal, maka kita akan cenderung untuk mudah panik, tidak cenderung pada pikiran positif, cenderung pada agresi yang merugikan orang lain, gampang terganggu dengan apa yang dilakukan orang lain, mudah marah, mudah cemas, putus asa, dan lain-lain.
Namun mesti diingat 3 point penting ini:
1. Bukan berarti kita memiliki cara yang amat instant untuk memiliki berbagai kelebihan. Tentu saja dibutuhkan pemahaman mendasar terlebih dahulu tentang apa itu otak dan fungsinya.
2. Lebih mudah memahami mengapa aktivitas tertentu bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik atau kebalikannya menjadi pribadi yang lebih buruk.
3. Menjadi tahu cara mengukur dengan menggunakan sains, apakah kita memiliki fungsi otak yang baik atau tidak.
Jika kita menguasai 3 hal itu, maka lebih mudah bagi kita untuk mengaplikasikan apa yang sudah ditemukan oleh berbagai riset sains itu. Sehingga sains yang baru ini menjadi lebih berguna dibanding dengan teori-teori motivasi atau teori mindset yang sebelumnya lebih dahulu populer.
Apa Saja yang Telah Ditemukan oleh Sains yang Baru itu?
Setidaknya ada 6 strategi untuk memperbaiki fungsi otak kita. Sayangnya, mereka yang meyakini hidupnya sudah sukses dalam berkarir atau dalam dunia usaha, tentu akan menganggap apa yang sudah ditemukan sains ini tidak berarti, karena mereka merasa sudah sukses dalam banyak hal. Demikian juga mereka yang memiliki kekuasaan atau memiliki uang banyak juga akan berpikir begitu. Otak saya tak perlu dikutak-katik lagi, kata mereka.
Padahal sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, otak yang berfungsi dengan baik itu memberi banyak benefit, antara lain: lebih produktif, lebih cerdas, lebih penuh solusi, lebih tangguh di situasi sulit, lebih sehat, dan lebih cenderung pada kebajikan.
Ini 6 Strategi yang Telah Ditemukan Berbagai Riset Sains:
1. Meditasi
2. Bersyukur (menulis jurnal positif)
3. Berbuat kebajikan
4. Membangun relationships (tali silaturahim)
5. Olahraga
6. Makanan sehat menurut sains
Sesuai dengan urutannya, meditasi memang paling signifikan menghasilkan perubahan positif di fungsi otak. Riset mengenai ini sudah cukup banyak. Ini ada riset dari Harvard untuk mewakili sedemikian banyak riset lainnya:
Riset di berbagai laboratorium bahkan bisa menunjukkan ada perubahan fisik di otak yang bisa dideteksi oleh peralatan seperti fMRI.
Sekali lagi, 6 strategi itu ditemukan oleh riset sains yang baru. Misalnya hanya dengan meditasi, kita bisa memiliki kecenderungan pada berpikir positif tanpa harus belajar teori motivasi atau teori mindset. Meditasi memang ditemukan oleh riset menghasilkan berbagai kecenderungan positif. Bahkan juga cenderung pada perbuatan baik. Artinya juga tidak gampang marah, cemas, atau apapun yang negatif.
Lebih jauh mengenai riset sains seputar otak dan fungsinya bisa dibaca melalui ratusan tulisan & video, juga diskusi online yang diselenggarakan oleh Komunitas Membangun Positivity (KMP). Bahkan berbagai materi itu juga sudah ada di platform Udemy, sebuah platform untuk belajar secara online. Lihat di sini: https://www.udemy.com/course/tangguh-cerdas-produktif-cara-sains/
Salam Sehat!
M. Jojo Rahardjo
Menulis ratusan artikel, video, 3 ebooks, dan menyelenggarakan diskusi online sejak 2020. Semuanya untuk mempromosikan berbagai riset sains seputar fungsi otak dan kaitannya dengan kecerdasan, produktivitas, kreativitas, inovasi, ketangguhan pada situasi sulit, kecenderungan pada altruism, dan kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H