2. Lebih mudah memahami mengapa aktivitas tertentu bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik atau kebalikannya menjadi pribadi yang lebih buruk.
3. Menjadi tahu cara mengukur dengan menggunakan sains, apakah kita memiliki fungsi otak yang baik atau tidak.
Jika kita menguasai 3 hal itu, maka lebih mudah bagi kita untuk mengaplikasikan apa yang sudah ditemukan oleh berbagai riset sains itu. Sehingga sains yang baru ini menjadi lebih berguna dibanding dengan teori-teori motivasi atau teori mindset yang sebelumnya lebih dahulu populer.
Apa Saja yang Telah Ditemukan oleh Sains yang Baru itu?
Setidaknya ada 6 strategi untuk memperbaiki fungsi otak kita. Sayangnya, mereka yang meyakini hidupnya sudah sukses dalam berkarir atau dalam dunia usaha, tentu akan menganggap apa yang sudah ditemukan sains ini tidak berarti, karena mereka merasa sudah sukses dalam banyak hal. Demikian juga mereka yang memiliki kekuasaan atau memiliki uang banyak juga akan berpikir begitu. Otak saya tak perlu dikutak-katik lagi, kata mereka.
Padahal sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, otak yang berfungsi dengan baik itu memberi banyak benefit, antara lain: lebih produktif, lebih cerdas, lebih penuh solusi, lebih tangguh di situasi sulit, lebih sehat, dan lebih cenderung pada kebajikan.
Ini 6 Strategi yang Telah Ditemukan Berbagai Riset Sains:
1. Meditasi
2. Bersyukur (menulis jurnal positif)
3. Berbuat kebajikan
4. Membangun relationships (tali silaturahim)
5. Olahraga
6. Makanan sehat menurut sains
Sesuai dengan urutannya, meditasi memang paling signifikan menghasilkan perubahan positif di fungsi otak. Riset mengenai ini sudah cukup banyak. Ini ada riset dari Harvard untuk mewakili sedemikian banyak riset lainnya:
Riset di berbagai laboratorium bahkan bisa menunjukkan ada perubahan fisik di otak yang bisa dideteksi oleh peralatan seperti fMRI.