Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sufi, Spiritualitas, dan Sains

31 Mei 2021   14:17 Diperbarui: 31 Mei 2021   14:24 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.dailysabah.com

Jika selama ini kita membicarakan apa itu mysticism atau transcendence, namun tak pernah dengan cara "membedah otak" dan melihat apa yang terjadi di otak saat orang mengalami atau melakukan kegiatan mysticism atau transcendence.

Sejarah spirutualisme memang sudah sangat tua. Jejak atau bukti arkeologis dari kuburan dan tempat suci Neanderthal adalah bukti paling awal dari perilaku spiritual. 

Begitu hominid mulai berperilaku seperti manusia, mereka mulai bertanya-tanya atau khawatir tentang misteri kehidupan yang paling dalam. Mereka lalu menemukan resolusi untuk misteri-misteri itu dengan menciptakan kisah-kisah yang sekarang kita sebut mitologi.

Dalam studi evolusi, setiap perilaku tertentu memiliki nilai dalam kaitannya dengan persoalan bertahan hidup dan nilai dalam seleksi alam. Kemampuan dalam memegang nilai-nilai spiritual dan mitologi meningkatkan nilai bertahan hidup individu dan bahkan kelompok.

Kelompok masyarakat yang lebih kuat, tentu saja, akan memiliki kehidupan yang lebih baik bagi anggotanya, yang mungkin pada akhirnya menghasilkan tingkat keberlangsungan hidup yang lebih tinggi juga.

Buku lain yang ditulis berdasarkan riset seputar spiritualitas adalah juga ditulis oleh Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman: "How God Changes Your Brain?"

Buku ini cocok untuk membedah bagaimana proses kreatif dari para sufi yang telah melahirkan karya-karya terbaik dunia. Oleh karena itu sebaiknya judul yang lebih cocok untuk buku itu adalah: "How Meditation, Prayer, and Spiritual Practice Change Your Brain." Buku ini memang lebih banyak berisi tentang banyak penelitian pada berbagai praktik spiritual yang dibedah dengan menggunakan kacamata neuroscience.

Sebuah tim di 'University of Pennsylvania's Center for Spirituality and the Mind' melakukan serangkaian penelitian panjang pada otak manusia yang berkaitan pada religiositas dan spiritualitas. Mereka bahkan mencoba menjawab apa pengaruh religiositas dan spiritualitas pada peradaban manusia.

Otak manusia secara ajaib memang mampu membangun dan memproyeksikan spiritual realities (Tuhan misalnya). Tuhan sebagai gambaran, atau konsep yang kita buat itu bisa terasa sangat nyata dan sangat berarti. Neuroscience yang meneliti fenomena ini tidak mencoba menjelaskan apakah Tuhan itu benar-benar exist atau tidak. 

Neuroscience menemukan bahwa otak kita tidak peduli apakah Tuhan benar-benar exist, karena otak hanya peduli pada gambaran atau konsep tentang Tuhan yang bisa bermanfaat dalam persoalan survival.

Jika gambaran Tuhan yang muncul memberi rasa nyaman dan aman, maka Tuhan yang seperti ini akan memberikan positivity dalam hidup Anda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun