UNSUR PENTING DALAM RAMADHAN DAN IDUL FITRI
Tarawih adalah satu bentuk ibadah yang mampu menumbuhkan iman atau rasa percaya pada sesuatu yang besar di luar sana (Tuhan) yang kita jadikan tempat bergantung atau nasib kita bergantung padaNya.
Berdasarkan riset ilmiah, beribadah atau kepercayaan kepada Tuhan menumbuhkan postivity, happiness, atau well-being. Satu buku yang menulis ini berjudul: "HAPPINESS: UNLOCKING THE MISTERIES OF PHYCHOLOGICAL WEALTH". Bukunya bisa dibaca di sini.
Namun demikian tulisan ini tidak hendak merinci itu. Tulisan ini hanya akan merinci beberapa unsur relationships dalam tradisi keagamaan dalam Ramadhan dan Idul Fitri.
Tradisi dalam Ramadhan:
1. Tarawih menghasilkan interaksi saat menjalankannya, juga saat berangkat dan pulang, atau saat tarawih.
2. Tarawih menumbuhkan perasaan memiliki sebuah komunitas. Perasaan memiliki komunitas ini penting menurut beberapa penelitian. Itu adalah sebuah naluri mendasar yang membuat orang selalu memiliki atau mencari komunitasnya sendiri. Di komunitas ini orang membangun interaksi yang otomatis membangun relationships.
3. Buka puasa bareng yang bisa terjadi setiap minggu atau bahkan beberapa kali dalam seminggu yang biasanya diadakan setelah minggu kedua, yaitu di minggu ketiga atau keempat.
4. Ramadhan juga memiliki tradisi berderma, berdonasi dan zakat. Ini juga menghasilkan interaksi antar anggota masyarakat.
Tradisi dalam Idul fitri:
1. Saling mengunjungi atau melakukan interaksi antar manusia, terutama yang muda ke yang tua (riset seputar ini adalah bisa dibaca di sini).
2. Lebaran bersama di satu komunitas atau satu lingkungan kerja. Kegiatan ini bisa dikerjakan hingga 1 bulan setelah Idul Fitri.
3. Interaksi dari satu wilayah ke wilayah berbeda (mudik).
Sayangnya, pandemi telah menghambat banyak kegiatan keagamaan, termasuk kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri. Bayangkan berapa banyak potensi positif yang tak bisa kita raih, karena pandemi ini. Semoga pandemi cepat berakhir dan kita semua lebih leluasa memupuk potensi positif yang ada. Pandemi bisa cepat berakhir jika kita semua mematuhi protokol kesehataqn 5M.
M. Jojo Rahardjo
(Menulis ratusan tulisan dan video untuk mempromosikan berbagai riset ilmiah seputar neuorscience)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H