Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Tradisi Ramadan dan Idul Fitri

13 Mei 2021   15:49 Diperbarui: 13 Mei 2021   16:21 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Komunitas Membangun Positivity

UNSUR PENTING DALAM RAMADHAN DAN IDUL FITRI

Tarawih adalah satu bentuk ibadah yang mampu menumbuhkan iman atau rasa percaya pada sesuatu yang besar di luar sana (Tuhan) yang kita jadikan tempat bergantung atau nasib kita bergantung padaNya.

Berdasarkan riset ilmiah, beribadah atau kepercayaan kepada Tuhan menumbuhkan postivity, happiness, atau well-being. Satu buku yang menulis ini berjudul: "HAPPINESS: UNLOCKING THE MISTERIES OF PHYCHOLOGICAL WEALTH". Bukunya bisa dibaca di sini.

Namun demikian tulisan ini tidak hendak merinci itu. Tulisan ini hanya akan merinci beberapa unsur relationships dalam tradisi keagamaan dalam Ramadhan dan Idul Fitri.

Tradisi dalam Ramadhan:
1. Tarawih menghasilkan interaksi saat menjalankannya, juga saat berangkat dan pulang, atau saat tarawih.
2. Tarawih menumbuhkan perasaan memiliki sebuah komunitas. Perasaan memiliki komunitas ini penting menurut beberapa penelitian. Itu adalah sebuah naluri mendasar yang membuat orang selalu memiliki atau mencari komunitasnya sendiri. Di komunitas ini orang membangun interaksi yang otomatis membangun relationships.
3. Buka puasa bareng yang bisa terjadi setiap minggu atau bahkan beberapa kali dalam seminggu yang biasanya diadakan setelah minggu kedua, yaitu di minggu ketiga atau keempat.
4. Ramadhan juga memiliki tradisi berderma, berdonasi dan zakat. Ini juga menghasilkan interaksi antar anggota masyarakat.

Tradisi dalam Idul fitri:
1. Saling mengunjungi atau melakukan interaksi antar manusia, terutama yang muda ke yang tua (riset seputar ini adalah bisa dibaca di sini).
2. Lebaran bersama di satu komunitas atau satu lingkungan kerja. Kegiatan ini bisa dikerjakan hingga 1 bulan setelah Idul Fitri.
3. Interaksi dari satu wilayah ke wilayah berbeda (mudik).

Sayangnya, pandemi telah menghambat banyak kegiatan keagamaan, termasuk kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri. Bayangkan berapa banyak potensi positif yang tak bisa kita raih, karena pandemi ini. Semoga pandemi cepat berakhir dan kita semua lebih leluasa memupuk potensi positif yang ada. Pandemi bisa cepat berakhir jika kita semua mematuhi protokol kesehataqn 5M.

M. Jojo Rahardjo
(Menulis ratusan tulisan dan video untuk mempromosikan berbagai riset ilmiah seputar neuorscience)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun