Kita tentu berduka, karena sekali lagi aksi teroris yang mengerikan terjadi lagi di Indonesia, yaitu di sebuah gereja di Makassar.
Otak yang tak berfungsi maksimal memang tidak cenderung memiliki empathy yang lebih besar atau memiliki perasaan oneness, juga tidak berpegang-teguh pada golden rule. Artinya mereka ini lebih memiliki pandangan eksklusif (mengenai dirinya atau kelompoknya). Mereka tidak cenderung merasa menjadi bagian dari apa pun di sekitarnya atau dari kelompok lain yang berbeda.Â
Mereka ini menjadi sanggup berbuat kekerasan yang mengerikan pada orang lain atau kelompok lain. Itu artinya mereka tak punya empathy sehingga cenderung menghindar untuk berbuat baik pada orang lain atau kelompok lain yang berbeda.Â
Orang seperti itu sebenarnya hanya menganut ideologi politik sesat atau negatif yang ditanam oleh para pemuka kelompoknya, namun orang seperti itu merasa dirinya beragama dan orang-orang lain pun mengira orang seperti itu beragama. Sehingga para pemimpin negara sudah tepat jika mengatakan bahwa aksi teroris tidak berkaitan dengan agama tertentu, karena para teroris itu sedang menjalankan ideologi politik sesat yang diyakininya, namun para teroris itu mengira sedang menjalankan ajaran agamanya.
Kita berduka, karena setelah ribuan riset tentang otak pada 3 dekade terakhir ini, dan setelah ribuan buku tentang kebahagiaan ditulis, ternyata teroris masih saja ada....
M. Jojo Rahardjo
Menulis ratusan tulisan dan video tentang riset sains pada otak dan kaitannya dengan produktivitas, kecerdasan, altruism, atau kehidupan sehari-hari.