Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kita Butuh Resilience untuk Menghadapi Covid-19

12 April 2020   19:40 Diperbarui: 12 April 2020   19:43 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari WHO

2. Kehilangan orang dekat atau yang dicintai? Ada yang kehilangan semangat hidup untuk waktu yang lama, namun ada juga yang sebentar saja. Di masa COVID-19 ini kehilangan orang-orang yang dekat mungkin bisa tak sedikit. Kita lihat saja di Italia, Spanyol atau Amerika. Padahal mereka negara maju. Jadi ini pasti berat bagi kebanyakan orang.

Beberapa orang menggunakan agama atau keyakinannya pada Tuhan untuk bisa melalui drama ini dengan baik. Beberapa orang lain menggunakan konsep berpikir positif, bahwa misalnya tetap berpikir semuanya akan berlalu dan semua ada sisi baiknya.

Jadi bagaimana menghadapi drama kehilangan orang dekat atau orang yang dicintai? Simpan dulu pertanyaan itu.

3. Kehilangan pekerjaan atau penghasilan? Bagi yang berada di kelas ekonomi menengah ke atas, kehilangan pekerjaan bisa diatasi dengan merubah mindset. Tapi bagi mereka yang di kelas ekonomi bawah, kehilangan pekerjaan adalah persoalan mendasar. Tanpa uang, maka sulit untuk tidak cemas yang berujung pada stres atau depresi.

Jadi bagaimana menghadapi drama kehilangan pekerjaan, penghasilan, atau tak punya uang? Simpan juga pertanyaan itu.

Lalu bagaimana pula kita menghadapi drama lainnya, seperti "bergesekan" dengan penghuni rumah lainnya yang anggota keluarga kita sendiri? Kekurangan sinar matahari saja bikin kita depresi. Begitu juga tak bisa memakan makanan kesukaan kita, bekerja di rumah dengan kondisi atau situasi yang tak nyaman, harus memasak, harus memesan bahan makanan, harus ini dan itu yang tadinya bisa dilakukan dengan nyaman.

Bagaimana kita menghadapi itu semua?

1. Agama tentu bisa memberi solusi (tak perlu saya jelaskan apa sumbangsih agama dalam menghadapi semua drama itu)
2. Saran dalam bentuk tulisan atau video sudah banyak tersebar di berbagai media tentang cara menghadapi stres atau depresi.
3. Berbagai tips motivasi juga tersebar di berbagai media untuk menghadapi drama di atas.
4. Ini yang terakhir, Neuroscience memberikan tips yang berbeda.

Tips dari neuroscience jika disederhanakan menjadi begini: Miliki resilience! Ya, miliki resilience! Jika kita memiliki resilience, maka kita bisa melalui semua tantangan atau hambatan hidup, terutama di masa COVID-19 ini. Memiliki resilience juga keharusan, bahkan di masa normal nanti, agar tetap bersinar, produktif, cerdas, kreatif, inovatif, tubuh sehat, dan tetap menjadi orang baik.

Kita semua sudah harus bersiap pada dampak dari #DiRumahAja ini. Pemerintah juga sudah mengingatkan soal ini. Saya lihat Gugus Tugas COVID-19 sudah beberapa kali sudah mengundang mereka yang dianggap ahli dalam soal ini untuk memaparkan berbagai tips untuk tetap memiliki mental yang sehat dalam melalui tantangan yang diberikan COVID-19 ini.

Di sini saya menambahkan tips yang saya ketahui dari neuroscience agar kita bisa melalui kondisi stres atau depresi yang disebabkan oleh #DiRumahAja ini. Tips itu dirangkum dalam tips memiliki resilience seperti yang sudah saya tulis di Kompasiana bulan September 2019 lalu. Saya hanya berikan di sini ringkasannya saja, karena terlalu panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun