Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tuhan Maha Adil, Maka Keberuntungan Berpihak pada Jokowi

4 Oktober 2016   07:14 Diperbarui: 4 Oktober 2016   07:46 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya begitulah sunnatullah yang terjadi. Dengan modal kinerja yang hebat dari Jokowi berhasil mengalahkan Prabowo Subianto, yang lebih kaya, lebih bangsawan dan berpangkat tinggi. Takdir yang menyertai dirinya adalah kalah dalam Pilpres.

Akan tetapi bukan hal yang mudah bagi Jokowi dalam memulai tugas sebagai Presiden. Jokowi mewarisi perekonomian Indonesia yang sedang menurun. Nilai tukar rupiah dengan cepat turun mendekati Rp 15.000 per 1 USD. Jokowi harus pontang panting memikirkan solusi  untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia sambil terus membangun. Sementara itu DPR dikuasai oleh koalisi parpol yang berseberangan dengan Pemerintah. Setiap hari kerja mereka mengkritik dengan keras apa saja yang dilakukan Jokowi. Semua salahnya Jokowi. Bahkan banyak yang meramalkan Jokowi akan lengser pada Oktober 2016.

Tetapi  Presiden Jokowi tidak ambil pusing dengan segala kritikan itu. Ia bekerja dan terus bekerja dengan cara berlari.. Untuk menggairahkan kembali ekonomi Indonesia, Jokowi menyisir permasalahan yang dihadapi satu-satu. Ia memberikan solusi melalui paket-paket perbaikan ekonomi. Tidak kurang 13 paket perbaikan ekonomi yang telah diterbitkannya. Ia kemudian memonitor dan mengawasi implementasi dari setiap paket. 

Ia menyadari bahwa Infrastruktur ekonomi Indonesia masih sangat kurang yang menyebabkan perekonomian selalu lambat perkembangannya. Panjang jalan Tol  di Indonesia hanya 800 km, sedangkan Malaysia sudah 3000 km, apalagi dibandingkan dengan Cina yang sudah mencapai 60.000 km. Infrastruktur perhubungan lainnya juga masih kurang,  seperti pelabuhan dan bandara yang sebagian besar hanya ada di ibukota propinsi dan kondisinya memprihatinkan. Begitu pula Indonesia masih  kekurangan dalam sumberdaya kelistrikan. Sejumlah kota listriknya  masih bergiliran antara hidup dan mati. Demikian pula halnya dengan infrastruktur pertanian seperti waduk, bendungan  dan jaringan irigasi yang hanya mengandalkan warisan  dari pemerintahan Orde Baru.

Untuk memecahkan masalah itu, Jokowi mengambil langkah berani.  Ia menghapus sebagian besar subsidi BBM untuk mendapatkan dana bagi pembangunan infrastruktur ekonomi di seluruh Indpnesia. Ia melancarkan pembangunan infrastruktur ekonomi sebagai prioritas. Tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua.  Jika program ini berhasil, maka Presiden Jokowi akan tercatat sebagai presiden yang melaksanakan pembangunan infrastruktur ekonomi terbesar dalam sejarah Indonesia.

Sebagaimana di Jakarta,  Presiden Jokowi juga membagikan pula 3 kartu sakti untuk rakyat miskin.  Selain itu ia  membangun jaringan pelayanan sosial, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan yang cukup berhasil. Bahkan BPJS kesehatan sudah diikuti oleh 170 juta (68%) rakyat Indonesia sebagai peserta.  Sedangkan BPJS Ketenagakerjaan sudah diikuti oleh sekitar 23 juta peserta, yang terdiri dari para buruh perusahaan formal se Indonesia. Dengan adanya BPJS Kesehatan, rakyat berpenghasilan menengah kebawah mendapatkan pelayanan dari kesehatan dasar sampai kepada rawat inap dan operasi lengkap, dengan iuran  bulanan yang sangat rendah, dimulai dengan hanya Rp 25.500,- dan tertinggi Rp 80.000,- per bulan. Sedangkan para buruh akan terjamin masa tuanya dari tunjangan yang disediakan BPJS Ketenagakerjaan.

Terakhir Presiden Jokowi melancarkan program Tax Amnesty (TA) untuk mendapatkan dana guna menutupi tidak tercapainya target pendapatan Negara demi keberlanjutan pembangunan di segala bidang . Program ini ternyata juga berhasil dengan sukses. Pada hal program ini diterima dengan sikap pesimis oleh para pejabat tinggi di sekelilingnya, termasuk Wapres Jusuf Kalla dan Gubernur Bank Indonesia. Sebanyak  Rp 97 T masuk dalam kas Negara. Sedangkan harta kekayaan  yang dilaporkan mencapai Rp 3500T sebagai data base untuk reformasi pajak dan peningkatan penerimaan negara dari pajak. Para pengusaha besar dan konglomerat ramai-ramai datang mengikuti Program TA. Hal itu bisa terjadi karena mereka percaya dengan kesungguhan Presiden Jokowi. Ada trust yang terbangun. Apalagi Presiden Jokowi diperkuat oleh Sri Mulyani, sebagai Menteri Keuangan, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Kinerja dan kerja keras Jokowi tersebut membuahkan hasil sampingan,  IHSG menguat. Nilai tukar rupiah juga menguat, sudah berada pada Rp 12.900 per 1 USD. Sementara itu, secara politik,  kerja keras Jokowi menjadikannya menjadi politisi nomor satu di Indonesia. Satu per satu lawan politknya tumbang.  Bahkan Aburizal Bakrie,  yang belum lama lengser dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar, memuji Jokowi sebagai Presiden yang hebat.

Oleh sebab itu sunnatullah yang menjadi takdir Jokowi, minimal ia akan dikenang sebagai Presiden RI terhebat, atau menjadi Bapak Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Indonesia.  Selain itu, terbuka peluang yang sangat besar baginya untuk menjadi Presiden RI periode kedua. Partai Golkar sudah menyatakan dukungannya. Pada waktunya, PDIP dan partai-partai pendukung Pemerintah akan juga mendukungnya.

Sekian dulu dan salam

M. Jaya Nasti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun