Mohon tunggu...
Mj Jafar Shodiq
Mj Jafar Shodiq Mohon Tunggu... Dosen - Koordinator Nasional Kaukus Muda PPP

Direktur PT Mukti Lintas Media Owner Nuslembabershop Owner Majapahit Rental Owner Avra Pimpinan Redaksi Hidayatuna.com Direktur Lembaga Tunas Muda Cendekia Pendiri ITHLA (Organisasi Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Se Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Liga Arab: Dinamika, Sejarah, dan Perkembangannya

14 Oktober 2022   09:45 Diperbarui: 14 Oktober 2022   09:56 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itu juga disinggung oleh Toffolo dalam bukunya ini. Terkait aspek historis lahirnya Liga Arab juga dikupas sangat mendalam olehnya. Dimana secara historis keberadaan Liga Arab tidak lepas dari semangat Pan-Arabisme. Dalam hal ini Pan-Arabisme tidak sama dengan Pan-Islamisme.

Liga Arab tidak mengusung samangat mereka berdasarkan agama Islam melainkan berdasarkan kesamaan budaya bersama. Sehingga dalam kasus ini, perbedaan agama tak menjadi soal dalam membangun kekuatan negara negara di kawasan dunia Arab.

Pada halaman 25-41 dijelaskan bagaimana sejarah panjang kawasan ini berada di dalam penjajahan. Misalnya pada masa imperium Ottoman kawasan ini berada di bawah kekuasaan Turki. Setelah itu situasi memburuk ketika kolonialisme Barat menyasar kawasan ini. Dimana Inggris dan Prancis menjadi malapetaka bagi kawasan ini.

Selama berada di bawah kolonialisme Barat inilah kemudian melahirkan semangat untuk menjadi bangsa merdeka seutuhnya. Berawal dari semangat nasionalisme Arab inilah, Liga Arab lahir untuk menyatukan kekuatan negara negara di kawasan ini.

Dalam kesepakatan yang dibangun oleh organisasi Liga Arab ini mengatur beberapa fokus koordinasi yang meliputi urusan politik, pendidikan, ekonomi, hukum, keamanan, budaya, sosial, dan komunikasi. Liga Arab menyediakan tempat di mana keputusan dapat dibuat pada tingkat di atas negara bagian individu yang menjadi anggotanya.

Berdasarkan pengalaman imperialism Barat di kawasan ini, Liga Arab mencoba mencegah dominasi negara-negara Arab dari kelompok luar. Selain itu dari aspek ekonomi, untuk mendorong dan membantu seluruh negara-negara di dalam Liga Arab untuk tumbuh kembang bersama.

Semangat nasionalisme Arab ini pada perkembangan berikutnya mendorong lahirnya kemerdekaan di negara-negara dunia Arab. Saat ini sebanyak 22 negara telah masuk ke dalam Liga Arab. Dengan jumlah populasi mereka yang mencapai 317 juta jiwa, Liga Arab optimis mampu membangun kekuatan ekonomi anggota negara mereka.

Selain membahas tentang struktur negara negara anggota Liga Arab, pada bab selanjutnya, Toffolo juga mencermati keberadaan negara Israel. Dimana 3 tahun setelah berdirinya Liga Arab dengan menjadikan Palestina sebagai negara pengamat, lahir negara Israel. Mengenai hubungan Liga Arab dengan keberadaan negara Israel ini menjadi sorotan tersendiri oleh Toffolo.

Mengenai pembahasan ini dikupas Toffolo di halaman 54-74 dengan sub judul Liga Arab dan Negara Israel. Sebagaimana diketahui tercatat lima tahun pasca didirikannya Liga Arab, semua negara di dunia Arab mengikat diri dalam perjanjian untuk saling membantu ketika diserang dari luar dan saling menghormati sesama anggota Liga Arab.

Toffolo mengalisis pendirian Israel negara pada tahun 1948 diduga erat kaitannya dengan semakin menguatnya eksistensi Liga Arab. Dimana hanya tiga tahun setelah pendirian liga Arab banyak negara-negara di dunia Arab memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Liga Arab akan bisa menjadi masalah besar bagi Barat. Untuk itu, mereka mengambil tindakan untuk mendirikan negara Israel.

Meski pembentukan negara Israel dilakukan karena sebagai tanggapan yang diperlukan terhadap kasus Holocaust yang pernah di alami orang-orang Yahudi. Sehingga dari pengalaman sejarah itu, mereka merasa perlu untuk membentuk negara Israel. Namun keberadaan Israel sendiri tak lain adalah perpanjangan tangan dari dominasi kolonial Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun