Mohon tunggu...
Mj Jafar Shodiq
Mj Jafar Shodiq Mohon Tunggu... Dosen - Koordinator Nasional Kaukus Muda PPP

Direktur PT Mukti Lintas Media Owner Nuslembabershop Owner Majapahit Rental Owner Avra Pimpinan Redaksi Hidayatuna.com Direktur Lembaga Tunas Muda Cendekia Pendiri ITHLA (Organisasi Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Se Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fenomena Gelombang Post-Islamisme Masyarakat Iran

14 April 2021   11:40 Diperbarui: 14 April 2021   12:11 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor lain di balik post-Islamisme berkaitan dengan paradoks negara Islam. Pertama, islamisasi negara telah menyebabkan sekularisasi fikih, atau yurisprudensi yang tumbuh. Valayat-e faqih yang absolut memberikan kekuasaan kepada faqih untuk mengubah hukum, sila, atau perintah apa pun yang menurutnya adalah untuk kepentingan negara.

Di sisi lain, fatwa ulama, atau keputusan, tentang urusan publik, harus disetujui oleh Valayat-e faqih; dan akses mereka ke haq-i imam, sumbangan dari umat, bergantung pada izin dari faqih tertinggi. Akhirnya, peleburan negara dan agama telah menodai legitimasi spiritual dan sosial para ulama, dan banyak Muslim Iran cenderung menyamakan kegagalan negara dengan kegagalan ulama.

Perlu diingat bahwa Revolusi Islam di Iran tidak muncul dari gerakan Islam yang kuat. Islamisasi masyarakat di Iran tumbuh bukan seperti layaknya di Mesir, tetapi sebagian besar diresmikan dari atas oleh pemerintahan Islam setelah Revolusi Islam. Ini merupakan penjelasan mengapa sebagian besar populasi menolak pelembagaan prinsip-prinsip Islam seperti jilbab, kontrol waktu luang dan perilaku di periode pasca-revolusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun