Mohon tunggu...
Yani Anggraini
Yani Anggraini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - MizzYani Bukittinggi - Sumatera Barat

Penyuka kopi hitam pekat yang jatuh cinta pada untaian kata-kata. Twitter : Mizzyani_12 Instagram : Mizzyani_12 & Cerita_mizzyani

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup dengan Filosofi Teras

3 Desember 2020   21:07 Diperbarui: 3 Desember 2020   21:57 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi Teras - foto : Penerbit Buku Kompas 

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras, siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi. 

Judul Buku : Filosofi Teras
Penulis : Henry Manampiring
Penerbit : Kompas
Terbit :  Tahun 2018
Jumlah: 344 halaman

Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ?

Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus

Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran melalui dikotomi kendali yaitu menyadari ada hal-hal yang bisa dikendalikan dan ada yang tidak. 

Fokuslah pada apa yang bisa kamu kendalikan yaitu opini atau persepsi kita, keinginan kita , tujuan kita , dan segala sesuatu yang merupakan tindakan dan pikiran kita. Tepislah hal-hal yang di luar kendali seperti tindakan orang lain, opini orang lain tentang kita, kesehatan, reputasi atau popularitas kita, kekayaan, kondisi saat kita lahir (jenis kelamin, orangtua dll) hingga resesi ekonomi. 

Jagalah senantiasa persepsimu, karena ia bukan sepele, tetapi merupakan kehormatan, kepercayaan, ketekunan, kedamaian, kebebasan, dan kesakitan dan ketakutan, dengan kata lain, kemerdekaanmu. - Epictetus

Hampir sepanjang tahun ini, banyak dari kita ditempatkan pada situasi tak terduga, peristiwa buruk yang terjadi mengikis kondisi bahagia. Mengancam ketentraman hidup kita. 

Sebenarnya, tidak ada yang baru di dunia ini. Sebab, situasi pelik yang kita rasakan sekarang, pada dasarnya sudah pernah terjadi, sedang terjadi lagi, dan masih akan terjadi lagi. Yang bisa kita lakukan adalah menyadari bahwa semua itu merupakan fakta hidup, tetapi bukan itu yang membunuh kita, melainkan persepsi kita. 

Pikiran yang tidak diganggu oleh emosi berkecamuk adalah sebuah benteng, tempat berlindung terkokoh bagi manusia untuk berteduh dan berlindung. - Marcus Aurelius

Meskipun ajaran Filosofi Teras sudah berusia 2000 tahun lebih, tapi sangat relevan loh untuk diterapkan dalam menjalani pasang surut kehidupan. 

Latar Belakang Filosofi Teras

Filosofi ini lahir di Yunani 2000 tahun lalu, dikisahkan Zeno, seorang pedagang dari Cyprus yang kapalnya karam di lautan Mediterania dan terdampar di Athena.Berada pada titik terendah kehidupannya, alih-alih dikuasai emosi negatif ia merubah pola pikirnya dan berdamai dengan nasib. Di Athena, ia bertemu beberapa filsuf yang berbeda, ia belajar kebijaksanaan dari mereka, dan mulai mengajarkan filosofi itu di sebuah teras berpilar (dalam bahasa Yunani, Stoa Poikile). Para pengikutnya disebut kaum Stoa. 

Dalam bahasa Inggris disebut Stoicisme atau stoic, belibet kan ? Agar lebih mudah diucapkan, Om Piring sapaan akrab penulis menamainya Filosofi Teras. 

Buku ini berdasarkan referensi dari pengalaman Om Piring sendiri serta tulisan-tulisan klasik karya filsuf Stoa (Epictetus, Seneca, dll), serta wawancara dengan beberapa pakar kesehatan jiwa. Ditulis dengan gaya bahasa ringan, mudah dicerna sehingga filsafat yang tadinya terkesan sebagai topik berat dan cenderung mengawang-awang atau absurd, bisa kita pahami dengan mudah, tidak bersifat dogmatis dan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. 

Melalui Stoicisme atau Stoa diharapkan kita bisa mencapai hidup yang bebas dari emosi negatif, mendapatkan ketentraman, serta hidup yang senantiasa mengasah kebajikan; kebijaksanaan (kemampuan mengambil keputusan terbaik di situasi apa pun), keadilan, keberanian ( keberanian berbuat dan berpegang pada prinsip yang benar), menahan diri ( disiplin, kesederhanaan, kepantasan, kontrol diri). 

Tips Ampuh Lawan Emosi Negatif

Om Piring yang pernah bergumul dengan emosi negatif punya tips ampuh menghadapi itu dengan STAR (Stop, Think, Assess, Respond). 

Stop,  kala emosi negatif menghampiri, secara sadar tahan dirimu untuk tidak reaktif. 

Think and Assess. Paksakan dirimu untuk berpikir secara rasional atau segera alihkan pikiranmu agar tidak kebablasan menuruti emosi, lalu, mulailah menilai situasi. 

Respond. Dalam proses menilai, lakukanlah dengan tidak tergesa-gesa. Tenangkan diri lebih dahulu. Bertindaklah setelah kita selesai menganalisis situasi. 

Agar kita lebih mampu mendeteksi emosi negatif seawal mungkin, dibutuhkan latihan kebiasaan berpikir yaitu dengan berolahraga seperti mengangkat barbel atau berlari. Eits bukan lari dari kenyataan yaaah, itu mah pengecut namanya. Wkwkwk

Kalau nasehat bijak Kaisar Romawi, Marcus Aurelius, kamu memiliki kekuatan untuk mengubah pikiran dan persepsimu kapan pun juga. Jadi, pilihannya ada di tanganmu, bukan ?

Opiniku tentang Filosofi Teras 

Meski sudah lama khatam baca bukunya melalui aplikasi ipusnas, saya masih merasa kurang, makanya saya download lagi, tapi gak semudah itu cuy. Saya harus berjibaku dengan 5000 peminjam lain yang sudah antri. Untuk hal kayak gini, saya anaknya gigih. Tiap bentar mantengin aplikasi Ipusnas. Sampai akhirnya, seperti orang-orang keren bilang, proses gak akan mengkhianati hasil, kudapatkanlah buku itu. Yippie ! Teriak bahagia sambil tak lupa goyang Shopee

Filsafat kerap dilekatkan sebagai bacaan berat, paling ekstrim dilabeli sebagai pemikiran sesat. Namun, berbekal akal yang sudah Tuhan berikan, pembeda kita dengan makhluk lain, serta sebentuk rasa syukur pada Sang Maha, saya memenuhi keingintahuan itu dengan mulai berkenalan dengan filsafat. 

Toh asumsi-asumsi negatif selama ini tidak terbukti, saya masih teguh dengan ajaran agama yang saya anut. Kuncinya ambil saja yang bermanfaat dan yang tidak relevan cukuplah dijadikan wawasan. Saya percaya, dengan meluaskan bacaan, terbuka terhadap pemikiran yang berseberangan sekali pun, akan menghindarkan diri dari pemikiran sempit. 

Yang bukan saudaramu dalam iman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan - Khalifah Ali bin Abi Thalib

Saya menikmati tulisan di buku Filosofi Teras. Semua mengalir lancar dari awal hingga akhir buku ini. Good Job, Om Piring ! Bukunya keren sekali ! Begitu banyak hal-hal bermanfaat lain di dalam buku Filosofi Teras yang tak sempat saya jabarkan melalui postingan. Silakan baca sendiri yaah ... 

 Selamat membaca dan salam Literasi !!! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun