Meskipun ajaran Filosofi Teras sudah berusia 2000 tahun lebih, tapi sangat relevan loh untuk diterapkan dalam menjalani pasang surut kehidupan.Â
Latar Belakang Filosofi Teras
Filosofi ini lahir di Yunani 2000 tahun lalu, dikisahkan Zeno, seorang pedagang dari Cyprus yang kapalnya karam di lautan Mediterania dan terdampar di Athena.Berada pada titik terendah kehidupannya, alih-alih dikuasai emosi negatif ia merubah pola pikirnya dan berdamai dengan nasib. Di Athena, ia bertemu beberapa filsuf yang berbeda, ia belajar kebijaksanaan dari mereka, dan mulai mengajarkan filosofi itu di sebuah teras berpilar (dalam bahasa Yunani, Stoa Poikile). Para pengikutnya disebut kaum Stoa.Â
Dalam bahasa Inggris disebut Stoicisme atau stoic, belibet kan ? Agar lebih mudah diucapkan, Om Piring sapaan akrab penulis menamainya Filosofi Teras.Â
Buku ini berdasarkan referensi dari pengalaman Om Piring sendiri serta tulisan-tulisan klasik karya filsuf Stoa (Epictetus, Seneca, dll), serta wawancara dengan beberapa pakar kesehatan jiwa. Ditulis dengan gaya bahasa ringan, mudah dicerna sehingga filsafat yang tadinya terkesan sebagai topik berat dan cenderung mengawang-awang atau absurd, bisa kita pahami dengan mudah, tidak bersifat dogmatis dan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Melalui Stoicisme atau Stoa diharapkan kita bisa mencapai hidup yang bebas dari emosi negatif, mendapatkan ketentraman, serta hidup yang senantiasa mengasah kebajikan; kebijaksanaan (kemampuan mengambil keputusan terbaik di situasi apa pun), keadilan, keberanian ( keberanian berbuat dan berpegang pada prinsip yang benar), menahan diri ( disiplin, kesederhanaan, kepantasan, kontrol diri).Â
Tips Ampuh Lawan Emosi Negatif
Om Piring yang pernah bergumul dengan emosi negatif punya tips ampuh menghadapi itu dengan STAR (Stop, Think, Assess, Respond).Â
Stop, Â kala emosi negatif menghampiri, secara sadar tahan dirimu untuk tidak reaktif.Â
Think and Assess. Paksakan dirimu untuk berpikir secara rasional atau segera alihkan pikiranmu agar tidak kebablasan menuruti emosi, lalu, mulailah menilai situasi.Â
Respond. Dalam proses menilai, lakukanlah dengan tidak tergesa-gesa. Tenangkan diri lebih dahulu. Bertindaklah setelah kita selesai menganalisis situasi.Â