Mohon tunggu...
Yani Anggraini
Yani Anggraini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - MizzYani Bukittinggi - Sumatera Barat

Penyuka kopi hitam pekat yang jatuh cinta pada untaian kata-kata. Twitter : Mizzyani_12 Instagram : Mizzyani_12 & Cerita_mizzyani

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Kim Ji-Yeong, Lahir Tahun 1982", Kisah Perempuan Biasa yang Mengalami Tekanan Budaya Patriarki

16 November 2020   18:58 Diperbarui: 16 November 2020   19:22 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel sensasional dari Korea Selatan yang ramai dibicarakan di seluruh dunia. Kisah kehidupan seorang wanita muda yang terlahir di akhir abad ke-20 itu membangkitkan pertanyaan-pertanyaan tentang praktik misoginis dan penindasan institusional yang relevan bagi kita. 

Keanehan Kim Ji-Yeong dimulai pada tanggal 8 September, ia berubah menjadi wanita mana pun yang ada di sekitarnya. Dari situ, ia menyuarakan suara hatinya yang selama ini teredam. 

Puncaknya, ketika ia dan suaminya merayakan Chuseok ( Thanksgiving Korea) di rumah mertuanya di Busan. Berkendara selama 5 jam dari Seoul ke Busan, bukannya ambil jeda untuk istirahat, sesampainya di Busan ia harus menemani mertuanya berbelanja keperluan perayaan dan membantu mertuanya memasak dalam jumlah banyak. Dan itu berlangsung setiap tahun. Kim Ji-Yeong tidak tahan lagi, ia muak, dihadapan keluarga besar suaminya, ia mengutarakan semuanya Yang bikin amarahnya meledak, sang suami bukannya membela tapi diam saja. 

Suaminya mulai khawatir terhadap perubahan istrinya. Ia memberanikan diri menemui psikiater dan membujuk istrinya untuk menjalani konseling. Dari situ diketahui, bahwa Kim Ji-Yeong rupanya mengalami depresi pasca melahirkan yang berubah menjadi depresi pengasuhan anak. 

Suaminya bernama Jeong Dae-Hyeon, bekerja di perusahaan IT, ia seorang suami yang lembut dan pengertian, tidak keberatan sama sekali harus membantu pekerjaan rumah. 

Dulunya Kim Ji-Yeong bekerja di sebuah Agensi Humas berskala kecil. Meski gajinya tidak sebanyak suaminya, ia betah bekerja di sana. Sebelum melahirkan, mereka berdua sering pulang larut dan hanya bertemu di akhir pekan, sekadar menonton tv dan menikmati cemilan dan bir. 

Mereka sudah menikah selama 3 tahun, tahun ini putrinya bernama Jeong Ji-Won berusia 1 tahun. Kim Ji-Yeong tak terbiasa menyuarakan pendapat dan isi hatinya, ia memilih diam serta pasrah. Ia khawatir takut di cap sebagai anak yang tak baik serta istri yang buruk. Akumulasi dari semua luka yang ia alami berujung depresi. Penulis pun mengajak kita menyelami asal muasal depresi Kim Ji-Yeong serta latar belakang keluarganya. 

Latar Belakang Kim Ji-Yeong

Ia lahir pada tanggal 1 April 1982, anak kedua dari 3 bersaudara. Ketika ia dan kakak perempuannya, Kim Eun-yeong lahir, sang ibu menangis dan meminta maaf kepada nenek. Bahkan, sebelum ia berumur 1 tahun, ibunya Oh Mi-Suuk hamil lagi. Hal itu tidak membuat ibu senang terutama setelah mengetahui bahwa bayi dalam kandungannya itu berjenis kelamin perempuan. 

Tekanan dari nenek yang sangat menginginkan cucu laki-laki serta dinginnya tanggapan Ayah, membuat ibu putus asa hingga berujung aborsi. Tragisnya, tak ada anggota keluarga yang menghibur seolah-olah semua itu pilihan ibu. 

Beberapa tahun kemudian, adik laki-lakinya lahir. Ia tak pernah merasa iri dengan perlakuan istimewa yang diterima sang adik. Baginya, sebagai seorang kakak ia harus mengalah. 

Adik laki-lakinya mendapatkan perlakuan istimewa, makanan dalam bentuk utuh, dan tak pernah bekerja membereskan rumah. Lain halnya, dengan Ji-yeong dan kakak perempuannya, selalu mendapatkan makanan sisa sementara mereka berdualah yang harus bekerja keras mengurus pekerjaan di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun