Mohon tunggu...
DedeMit si
DedeMit si Mohon Tunggu... profesional -

Nothing .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya

22 Mei 2016   17:27 Diperbarui: 22 Mei 2016   17:49 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu sore di lapangan kecil pinggir sungai di planet Kenthir, seorang anak kecil sedang asyik bermain bola bersama enam orang temannya. "oper kemari, her !!"teriak seorang anak berkulit hitam,sebut saja namanya Arke. Dengan tenang anak yang dipanggil her oleh Arke, menendang bola kearah nya. Namun tiba tiba seorang ibu setengah baya berteriak,:"Herry ! !! ......mana terigu yang ibu suruh beli. .....?" Sambil berhenti berlari , Herry  menoleh kearah datang nya suara. "waduh, aku lupa, bu "jawabnya sambil berjalan kearah ibu setengah baya itu. "Dasar kamu anak malas, disuruh gitu aja lupa,"...:setengah menggerutu ibu itu meraih tangan Herry.. "ayo pulang, terus mandi "katanya lagi. Rupanya Herry  adalah anaknya. Melihat Herry  pulang tanpa pamit, Arke pun nyamperin seorang anak yang kelihatannya jauh lebih tua darinya dan Herry ,"Bra, gimana nih, kita teruskan main bola dengan berlima atau bubar aja dan pulang. ...?" tanyanya  setelah keduanya berdekatan. "udah bubar saja, ngga seru kalau main bola cuma ber 5 ":jawab Abra anak bongsor yang masih sekolah kelas 5 SD walau sudah berusia 14 tahun. Dan kelima teman Herry  pun pulang ke rumah masing masing. 

Dalam perjalanan pulang, Herry dan ibunya berpapasan dengan marla anaknya Yu Kazimi,seorang pedagang berbagai macam minyak. "A,Herry terima kasih traktiran ciloknya, besok traktir lagi ya...!" :kata Marla adik kelas Herry sekonyong konyong.Herry pun salting, kagok oleh ibunya."iya,iya,iyaaa,Marla,":Herry menjawab degan gugup.Ibunya Herry,bu Selsa tersenyum pada Marla, tapi mendelik pada Herry.

"cepat mandi nak,"kata bu selsa pada Herry sesampainya di rumah."sementara kau mandi,ibu siapkan makan untukmu".Herry pun bergegas mengambil handuk dan pergi ke jamban. Ia merasa heran,karena tumben ibunya tidak mengomel seperti biasanya,.sementara Herry mandi bu Selsa mengangkat nasi yang telah nanak, ketika ia tinggalkan tadi."hanya dengan tumis kangkung,bu??.. tanya Herry, cepat sekali dia mandi."ini ada tempe goreng,tadinya mau dibuat mendoan,tapi karena terigu nya tak kau beli terpaksa ibu goreng telanjang"papar ibunya. Herry pun bingung, bagaimana ia harus menjelaskan perihal uang yang ia habiskan untuk mentraktir Marla. Dalam kebingungannya, Herry terbayang wajah centil nya Marla, yang sedang main loncat karet,sekilas mulus paha Marla terlirik nya.ia pun bergetar.Tiba tiba"cepat habiskan makanmu dan pergi mengaji..!!!"..: bentak bu Selsa. Herry pun kaget,:"iya bu iya....". Dengan segera ia menghabiskan makannya, minum dan ambil sarung dan kopiah lalu pergi.

Bu Selsa menatap punggung anaknya,Herry anak pertama dari perkawinan ke 6, dengan Ragil selingkuhannya ketika ia masih bersama suami ketiganya.Dan Herry, adalah satu satunya anak yang tinggal dengannya, sementara ke 8 anak yang lain ikut ayahnya masing masing.Ter bersit ketakutan di benaknya,ayahnya Herry adalah seorang sopir truk yang agak doyan main perempuan, tapi anti nikah resmi.hanya oleh bu Selsa, Ragil bertekuk lutut, dan mau menikahinya.ia takut ke "gemar"annya menikah dan kenakalan bapaknya turun pada Herry. Ketakutan itu bertambah ketika beberapa hari lalu ia mendengar sebuah gosip bahwa suaminya ada main dengan TKW asal jawa yang baru pulang dari Hongkong.

***

Herry melangkah riang,pikirnya ia kembali mampu ngibulin ibunya.10 meter sebelum mesjid hati Herry makin riang,karena mendengar suara cekikik centil,yang selama ini selalu teringat.Dilihatnya Marla bersama 2 temannya,buru buru ia samperin,"hi,Marla.......,!":sapa Herry akrab. Marla pun menoleh,nampak olehnya Herry yang tadi siang mentraktirnya cilok."hey....., aa Herriii...",jawab Marla."langsung masuk madrasah yuk..." ajak Marla."ah,mending kita ngobrol berdua dulu,yuk....,di belakang wc madrasah,":bukannya ngikutin ajakan Marla,Herry malah mengajak mojok berdua.

Karena teringat tadi Herry telah mentraktir nya cilok,dan berharap besok ditraktir lagi,Marla pun mengiyakan ajakan Herry. Sesampainya di belakang Wc madrasah,Herry menggenggam tangan Marla,ia berkata"Marla,kamu mau saya beliin cilok lagi,besok....?".Mau mau...!" :jawab Marla kesenangan. 

"kalau gitu, pejamkan matamu,biar ku tak malu mencium mu":kata Herry dengan polos nya, dasar anak anak.Herry pun menyenderkan Marla ketembok dan mulai mendekatkan wajahnya.Semakin dekat......!!! 

Hanya beberapa milimeter lagi bibir Herry sampai ke bibir mungil Marla,tiba tiba Herry menjerit kesakitan...!!! "aduuuh,aduuuh,sakiiit.....!!!": teriaknya.

"Astagfirulloh......!!!! Herry, Marla,apa apaan kalian,masih pada kecil sudah mau main begituan.....!!!!!!":membentak seseorang di belakang Herry.Rupanya pak ustadz yang memergoki mereka.Sambil tangan masih menjewer telinga Herry, pa ustadz melotot."ampun pak ampun"...:Herry meringis.

***

Sejenak setelah punggung anaknya tak terlihat lagi,"semoga saja ini hanya ke khawatiran dari seorang ibu yang punya masa lalu tidak begitu bagus "pikir bu Selsa. Ia pun menghela napas panjang,ia tak ingin perjalanan buruk hidupnya,dan kenakalan suaminya tidak,sama sekali jangan,menurun ke Herry anaknya.Ia pun duduk di depan televisi,tangannya meraih remot kontrol,ketika ia mendengar suara "kring, krek, kring, krek",rupanya hp sisa pembagian harta gono gini dengan suami ke 5 nya berbunyi."ah,paling kang Agil,ngabarin ga pulang lagi,hari ini",Berkata dalam hati,bu Selsa,"mas bodoh ah":gumamnya lagi.Ia pun membetulkan posisi duduknya,matanya menatap kearah televisi,sinetron Uttaran kesayangannya,akan segera main.Tapi baru sekejapan mata, hp nya berbunyi kembali,kali ini pak ustadz yang menelpon.

"Bu Selsa,bisa datang ke madrasah sekarang ?": dengan nada tinggi pa ustadz berbicara di seberang.

"ada apa Pak?":bu Selsa balik bertanya tanpa bilang hallo.

"pokoknya ibu saya tunggu di kantor madrasah sekarang,......segera....!!!":kata pak ustadz lagi,kesal nian rupanya ia.

***

Dengan hanya mengenakan long dress lusuh dan tudung kepala seadanya,Bu Selsa bergegas pergi,hatinya bertanya tanya,apalagi yang dilakukan anaknya.Sudah sering ia di repotkan oleh kenakalan Herry.Sesampainya di depan pintu kantor madrasah yang tidak tertutup,tampak olehnya Herry sedang duduk berhadap hadapan dengan pak ustadz.Tak terbersit sedikit pun rasa takut atau bersalah di wajah Herry.

"tuh,ibuku sudah datang,pak"..: kata Herry pada pak ustadz sambil menatap ke pintu.Pak ustadz pun mempersilahkan bu Selsa masuk dan duduk

"ada apa pak ustadz,apa yang telah di lakukan Herry,sehingga pak ustadz memanggil saya ke mari dan kelihatannya nampak sangat marah....?":tanya bu Selsa setelah duduk di sebelah Herry.

Pak ustadz pun menceritakan apa yang telah ia saksikan di belakang wc madrasah tadi.Bu Selsa hanya diam tak berkata.Matanya melotot ke arah Herry yang sedang memegangi telinganya yang nampak kemerahan.

"BU Selsa sebagai ibu, harus bisa mendidik anak dan menjaga moralnya agar kelak menjadi anak yang membanggakan":kata pak ustadz membuka pembicaraan.

Bu Selsa masih diam. ia sangat gregetan terhadap Herry.

"ibu tidak boleh membiarkan masa lalu ibu di tiru oleh Herry......!!!":meninggi nada bicara pak ustadz . "apalagi kelakuan bapaknya...!!":katanya lagi dengan nada yang makin tinggi.Ia tak bisa terima tempatnya mengajar ngaji di pakai belajar mesum oleh Herry.

Bu Selsa pun mulai tersinggung, tapi ia masih berusaha menahannya.

"pa ustadz,......saya dan suami saya memang bukan manusia baik,kami hanyalah keluarga yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak,membentuk moral mereka menjadi baik...": sambil mencoba menahan emosi nya bu Selsa menjawab.Dengan menghela napas panjang ia berkata lagi:"pak ustadz tahu kenapa kami mempercayakan pendidikan agama anak kami,pada pak ustadz....?"

Bu Selsa mulai tidak bisa menahan emosi nya:"karena kami percaya pada pak ustadz.....!!!!!", tanpa memberikan kesempatan pa ustadz bicara,ia pun berkata lagi:"seharusnya pak ustadz membantu kami meluruskan kelakuan Herry,bukannya marah marah,jika pak ustadz tidak sanggup menanamkan moral yang baik pada anak saya,keluarkan saja dia dari madrasah ini dan jangan pernah lagi bicara tentang moral......!!!!!.

Ter kaget kaget pak ustadz mendengar kata kata bu Selsa,tertegun ia sejenak.

"iya bu.......": tergagap pak ustad berkata."tapi ya,sudahlah pak....,saya maklumi kemarahan bapak,dan jika bapak percaya seburuk buruknya kelakuan kami,orang tuanya,kami tetap berharap pak ustadz tetap membantu mendidik anak kami,karena kami percaya dengan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua,se bandel bandel nya,se nakal nakal nya seorang anak,dengan pendidikan yang tepat maka kelak ia akan tumbuh menjadi manusia yang berguna.......!!!!":panjang lebar kali ini bu Selsa bicara.

Sementara itu tanpa di ketahui oleh keduanya Herry sang pesakitan telah tak ada di tempat duduknya.

Pa ustadz dan bu selsa pun hanya bisa saling pandang dan menggelengkan kepala.

"baiklah bu sekarang marilah kita sama sama intropeksi diri  masing masing,ibu di rumah usahakan penuhi kebutuhannya dengan cara yang dan barang yang halal, kami pun di madrasah ini akan mengevaluasi metode pendidikan kami,agar menghasilkan anak didik yang baik pula.....";kata pa ustadz setelah kekagetannya lega.

Dan bu Selsa pun pulang dengan tekad yang makin kuat guna memperbaiki kelakuan buruk anaknya.

Buah memang jatuh tidak pernah jauh dari pohonnya,tapi bu Selsa percaya dengan cara yang baik,usaha yang gigih ia bisa menghasilkan buah yang bagus dan membanggakan.

Tamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun