Mohon tunggu...
DedeMit si
DedeMit si Mohon Tunggu... profesional -

Nothing .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya

22 Mei 2016   17:27 Diperbarui: 22 Mei 2016   17:49 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak setelah punggung anaknya tak terlihat lagi,"semoga saja ini hanya ke khawatiran dari seorang ibu yang punya masa lalu tidak begitu bagus "pikir bu Selsa. Ia pun menghela napas panjang,ia tak ingin perjalanan buruk hidupnya,dan kenakalan suaminya tidak,sama sekali jangan,menurun ke Herry anaknya.Ia pun duduk di depan televisi,tangannya meraih remot kontrol,ketika ia mendengar suara "kring, krek, kring, krek",rupanya hp sisa pembagian harta gono gini dengan suami ke 5 nya berbunyi."ah,paling kang Agil,ngabarin ga pulang lagi,hari ini",Berkata dalam hati,bu Selsa,"mas bodoh ah":gumamnya lagi.Ia pun membetulkan posisi duduknya,matanya menatap kearah televisi,sinetron Uttaran kesayangannya,akan segera main.Tapi baru sekejapan mata, hp nya berbunyi kembali,kali ini pak ustadz yang menelpon.

"Bu Selsa,bisa datang ke madrasah sekarang ?": dengan nada tinggi pa ustadz berbicara di seberang.

"ada apa Pak?":bu Selsa balik bertanya tanpa bilang hallo.

"pokoknya ibu saya tunggu di kantor madrasah sekarang,......segera....!!!":kata pak ustadz lagi,kesal nian rupanya ia.

***

Dengan hanya mengenakan long dress lusuh dan tudung kepala seadanya,Bu Selsa bergegas pergi,hatinya bertanya tanya,apalagi yang dilakukan anaknya.Sudah sering ia di repotkan oleh kenakalan Herry.Sesampainya di depan pintu kantor madrasah yang tidak tertutup,tampak olehnya Herry sedang duduk berhadap hadapan dengan pak ustadz.Tak terbersit sedikit pun rasa takut atau bersalah di wajah Herry.

"tuh,ibuku sudah datang,pak"..: kata Herry pada pak ustadz sambil menatap ke pintu.Pak ustadz pun mempersilahkan bu Selsa masuk dan duduk

"ada apa pak ustadz,apa yang telah di lakukan Herry,sehingga pak ustadz memanggil saya ke mari dan kelihatannya nampak sangat marah....?":tanya bu Selsa setelah duduk di sebelah Herry.

Pak ustadz pun menceritakan apa yang telah ia saksikan di belakang wc madrasah tadi.Bu Selsa hanya diam tak berkata.Matanya melotot ke arah Herry yang sedang memegangi telinganya yang nampak kemerahan.

"BU Selsa sebagai ibu, harus bisa mendidik anak dan menjaga moralnya agar kelak menjadi anak yang membanggakan":kata pak ustadz membuka pembicaraan.

Bu Selsa masih diam. ia sangat gregetan terhadap Herry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun