2) Â Â Â Â Â Mempelajari dan memberi nasihat tentang tindakan tindakan yang diambil untuk melaksanakan penghentian perang gerilya dan kerja sama-sama dalam hal mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
Konferensi Antar Indonesia
Sejak timbul Perang Kemerdekaan II tanggal 19 Desember 1948, kehidupan politik di Yogyakarta telah beralih ke Wilayah di luar Republik. Komisi BFO sibuk mengadakan pertemuan-pertemuan membahas penetapan Pemerintah Belanda dalam hal pembentukan
Pemerintah Federal Nasional untuk seluruh Indonesia dalam masa peralihan sebelum terbentuk Indonesia Serikat. Komisi BFO tersebut telah mengadakan hubungan dengan para pemimpin Indonesia yang ditahan di Prapat maupun di Bangka.
Dengan berjalannya Konferensi antar Indonesia antara BFO dengan Republik
Indonesia hal ini memperlihat-kan bahwa politik devide et impera Belanda dalam memiskan daerah-daerah di luar Indonesia akhirnya mengalami kegagalan Pada Konferensi antar Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta itu dapat dihasilkan mengenai bentuk dan hal-hal yang pertalian dengan ketatanegaraan Indonesia Serikat (Kartodirdjo 1975: 70).
Adapun isi Konferensi antar Indonesia tersebut
1. Â Â Â Â Â Negara Indonesia Serikat disetujui dengan na-ma Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasar-kan demokrasi dan vederalisme.
2. Â Â Â Â Â RIS akan dikepalai seorang Presiden dibantu oleh Menteri-menteri yang bertanggungjawab kepada Presiden.
3. Â Â Â Â Â Akan dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat
Sementara.