2. Stres Oksidatif dan Kerusakan Pembuluh Darah
Selain peradangan, asam urat juga dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas ini adalah molekul reaktif yang dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel pembuluh darah. Ketika kadar asam urat tinggi, tubuh menjadi lebih rentan terhadap stres oksidatif, yaitu kondisi ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan yang melawan kerusakan oksidatif.
Stres oksidatif dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah, menyebabkan disfungsi endotel, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan pembekuan darah dan pengaturan aliran darah. Kerusakan endotel yang disebabkan oleh stres oksidatif dapat memicu terjadinya pembekuan darah yang abnormal (trombosis) atau bahkan menyebabkan pembuluh darah pecah (stroke hemoragik).
3. Disfungsi Endotel dan Gangguan Aliran Darah
Endotel adalah lapisan tipis sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah dan berfungsi untuk menjaga kestabilan pembuluh darah, mengatur tekanan darah, serta mencegah pembekuan darah. Disfungsi endotel, yang sering terjadi pada individu dengan kadar asam urat tinggi, dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya penyumbatan pembuluh darah.
Kristal asam urat dapat merangsang produksi senyawa yang memperburuk disfungsi endotel, mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk melebarkan dan mengatur aliran darah. Selain itu, disfungsi endotel meningkatkan kemungkinan terjadinya pembekuan darah, yang dapat berujung pada stroke iskemik atau stroke yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otak.
4. Hipertensi dan Peningkatan Risiko Stroke
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk stroke. Penelitian menunjukkan bahwa kadar asam urat yang tinggi sering kali dikaitkan dengan hipertensi, yang dapat memperburuk kondisi pembuluh darah. Asam urat dapat memengaruhi keseimbangan natrium dan air dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume darah dan tekanan darah.
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak, baik dengan meningkatkan kekakuan pembuluh darah maupun dengan menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Ini merupakan faktor risiko utama untuk stroke hemoragik, yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak dan pendarahan.
5. Peran Hiperurisemia dalam Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah proses penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, dan sel-sel peradangan. Plak ini sering kali terbentuk di pembuluh darah yang mengalami peradangan kronis, seperti pada hipertensi, diabetes, dan hiperurisemia. Asam urat yang tinggi dapat mempercepat proses aterosklerosis dengan meningkatkan peradangan pada dinding pembuluh darah. Proses ini pada akhirnya dapat memperburuk kondisi pembuluh darah, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke iskemik.