Prinsip kelima adalah kedinamisan. Layanan BK harus mampu menguatkan tekad peserta didik untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, mereka akan termotivasi untuk terus berkembang.
Prinsip terakhir adalah kemandirian. Pendidik harus mendorong peserta didik untuk mengenal dan menerima diri mereka sendiri serta lingkungan sekitar. Ini termasuk kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam hidup mereka.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, layanan bimbingan dan konseling dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan murid sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Tujuan Layanan BKÂ
Tujuan layanan bimbingan dan konseling (BK) adalah membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh. Ini mencakup aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir murid. Dengan demikian, layanan BK berperan penting dalam membentuk murid menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Layanan BK juga bertujuan untuk mendukung pencapaian profil pelajar Pancasila sebagai tujuan jangka panjang. Hal ini berarti bahwa setiap layanan yang diberikan harus selaras dengan dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila tanpa perlu memetakan secara terpisah untuk masing-masing layanan.
Dalam implementasinya, layanan BK harus berpusat pada peserta didik. Dengan pendekatan ini, setiap komponen layanan dapat terintegrasi dengan baik dalam mendukung pencapaian profil pelajar Pancasila. Panduan bimbingan dan konseling disusun sebagai sumber inspirasi bagi satuan pendidikan, termasuk bagi kepala sekolah, guru BK, dan pendidik lainnya, untuk memberikan layanan yang optimal bagi murid.
Implementasi Layanan BK
Implementasi layanan bimbingan dan konseling (BK) dapat dilakukan melalui beberapa metode yang efektif. Pertama, layanan dapat dilaksanakan secara klasikal dalam kelas besar dengan durasi minimal satu jam pelajaran (JP) atau di luar kelas dengan menggunakan alat bantu/media tertentu. Selain itu, layanan ini juga dapat dilakukan secara berkelompok dengan jumlah peserta didik antara 4 hingga 8 orang, yang membahas topik-topik aktual yang relevan dengan kebutuhan mereka.
Kedua, layanan peminatan dan perencanaan individual dapat dilakukan melalui bimbingan kelompok, konseling kelompok, atau secara pribadi melalui konseling individual. Dalam hal ini, kolaborasi dengan tim kurikulum, wali kelas, guru mata pelajaran, dan bahkan orang tua sangat penting untuk mendiskusikan arah dan pilihan minat murid. Ini akan membantu murid dalam merencanakan masa depan mereka dengan lebih baik.
Ketiga, layanan responsif dirancang untuk memenuhi kebutuhan mendesak peserta didik yang memerlukan penanganan segera. Layanan ini bertujuan untuk menuntaskan masalah yang dihadapi murid dengan cepat dan efektif. Dengan demikian, layanan responsif sangat penting dalam mendukung kesejahteraan murid.