Melihat pantai yang menjadi pemandangan di sepanjang jalan pulang membuat saya dan Melisa memutuskan untuk mampir sejenak, sekadar menikmati hembusan angin serta pasir yang menggelitik telapak kaki.
Pantai Karang Hawu, menjadi pilihan kami. Pantai yang saat itu sepi pengunjung membuat kami dapat lebih leluasa menikmati suara deburan ombak serta semilir angin yang berhembus. Senyum diwajah saya terus tertarik lebar ketika melihat ombak yang berlomba datang ke tepi. Tenang sekali rasanya.
Perjalanan 3 hari 2 malam itu benar-benar meninggalkan kesan yang mendalam untuk saya, meski menantang namun berbuah kemanisan. Segala keterbatasan saya rasakan baik selama perjalanan atau hidup di daerah ini, membuat saya berpikir bahwa apapun yang kita alami, bersyukur tetap menjadi pilhan utama.Â
Teringat akan Mak Erum, dalam benak saya berdoa, semoga Mak Erum selalu diberi kesehatan di usia nya saat ini serta  sehingga kemudian hari Melisa dapat kembali mengajak saya mengunjungi beliau. (MA)