Mohon tunggu...
Mita Wardana
Mita Wardana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Berdomisili di Sragen, Jawa Tengah. Pecinta buku, penikmat musik, dan penggemar apa saja yang berhubungan dengan sastra dan kebudayaan, juga topik-topik menarik seperti kegiatan kesukarelawanan. Cek blog pribadi saya di www.mitaromadhoni.blogspot.com dan www.written-verselet.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Seleksi PPS dan KPPS Pilkada 2024, Apa Saja yang Perlu Saya Siapkan?

30 Mei 2024   23:12 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:17 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkas pendaftaran PPS bisa dimasukkan ke dalam amplop/map supaya lebih rapi. (Sumber foto: Unsplash)

Mengikuti proses seleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS) merupakan pengalaman yang mencerahkan sekaligus menantang bagi saya, terutama mengingat sebelumnya saya tidak terlalu aktif di masyarakat dan nyaris “tidak kenal” orang-orang di lingkungan tempat tinggal saya.

Sebagai penulis lepas yang menghabiskan hampir separuh hidup saya di luar kota (di Semarang dan di Depok dengan alasan pendidikan), pendaftaran saya sebagai PPS sempat membuat terkejut orang-orang di sekitar saya—termasuk keluarga saya sendiri.

Alhamdulillah, tahun lalu, saya berhasil dilantik sebagai PPS di desa saya untuk penyelenggaraan Pemilu 2024. Bulan Mei ini, saya juga telah dilantik di posisi yang sama (untuk Pilkada 2024) meskipun dengan rekan tim yang berbeda.

Selama proses seleksi—dari pendaftaran hingga wawancara dan penetapan—saya kerap kali melihat komentar di sosial media yang mengatakan bahwa proses seleksi berlangsung tidak transparan atau sengaja “dikunci” dari masyarakat. Meskipun saya tidak bisa memungkiri bahwa “mungkin” ada daerah-daerah di luar sana yang melakukan proses seleksi dengan tidak adil, saya sendiri merasa bahwa proses seleksi yang saya ikuti cukup adil dan mudah untuk diikuti.

Lewat postingan ini, saya memutuskan untuk mendokumentasikan perjalanan saya dalam mengikuti proses seleksi PPS untuk Pilkada 2024. Harapannya, postingan saya ini bisa membantu orang lain yang mungkin tertarik untuk berpartisipasi dalam pemilu mendatang.

Selamat membaca!

(Catatan: Tulisan ini pertama kali diunggah di website mitaromadhoni.blogspot.com (situs pribadi saya)).

Apa Itu PPS?

Sebelum masuk ke penjelasan tahapan-tahapan seleksi, bisa jadi ada pembaca-pembaca di sini yang belum tahu apa itu PPS.

Nah, PPS itu sendiri singkatan dari Panitia Pemungutan Suara. Menurut undang-undang, PPS merupakan unit kerja (badan ad hoc) di bawah KPU yang bertugas menyelenggarakan pemilu di level desa atau kelurahan. PPS ini terdiri dari tiga orang yang dipilih berdasarkan seleksi terbuka.

Untuk pembagian tugas di dalam PPS sendiri, biasanya ada tiga divisi. Perlu diingat bahwa pembagian divisi ini mungkin berbeda dari pemilu satu ke pemilu berikutnya, atau bahkan dari satu daerah ke daerah berikutnya.

Dalam Pilkada 2024 kali ini, divisi di PPS domisili saya dibagi berdasarkan pembagian berikut;

  • Ketua — mengatur mengenai bagian umum, keuangan, dan SDM
  • Mutarlih — mengatur data pemilih, sosialisasi, serta pendidikan pemilih
  • Tungsura — mengatur pemungutan dan penghitungan suara serta hukum

Untuk pembagian tanggung jawab (siapa yang masuk divisi mana) diserahkan kepada masing-masing unit PPS. Biasanya pembagiannya diputuskan melalui musyawarah. Selain itu, walaupun sudah dibagi berdasarkan tiga divisi yang berbeda, dalam realitanya, semua urusan tetap dikerjakan PPS bertiga secara bersama-sama.

Jika ingin belajar lebih detail mengenai peran, kewajiban, dan tanggung jawab PPS, teman-teman pembaca bisa membaca UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu atau UU No. 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.

Spoiler alert: isi dari dua undang-undang ini (dan undang-undang pemilu lain) sering muncul di ujian tertulis seleksi PPS, lho! Jadi wajib sekali untuk dibaca kalau memang ingin mendaftar.

Proses seleksi terdiri dari tiga langkah utama: pendaftaran, ujian tertulis, dan wawancara. Di sini, saya akan berbagi pengalaman dan tips pribadi saya untuk setiap tahap.

Berkas pendaftaran PPS bisa dimasukkan ke dalam amplop/map supaya lebih rapi. (Sumber foto: Unsplash)
Berkas pendaftaran PPS bisa dimasukkan ke dalam amplop/map supaya lebih rapi. (Sumber foto: Unsplash)

Proses Pendaftaran

Langkah pertama dalam proses seleksi PPS adalah pendaftaran. Biasaya, tanggal dan cara mendaftar sudah dibagikan melalui Instagram KPU RI, KPU Provinsi, maupun KPU Kabupaten. Di beberapa wilayah, jadwal dan persyaratan dokumen juga dibagikan oleh pihak kecamatan maupun kelurahan. Jadi, jangan lupa follow akun-akun tersebut jika tidak ingin ketinggalan berita.

Apa dokumen yang perlu disiapkan dalam pendaftaran? Berikut ini daftarnya:

  • Fotokopi KTP
  • Pas foto terbaru (ukuran 4x6)
  • Salinan ijazah pendidikan tertinggi Anda
  • Surat pernyataan bukan anggota partai
  • Surat keterangan sehat dari puskesmas, klinik, atau rumah sakit setempat
  • Daftar riwayat hidup

Untuk format surat pernyataan dan daftar riwayat hidup, Anda bisa mengunduhnya dari situs Siakba KPU. Situs ini merupakan langkah awal dari semua proses pendaftaran menjadi PPS. Jika semua scan dokumen sudah berhasil diupload di Siakba, Anda akan mendapatkan tanda bukti sudah mendaftar yang nantinya perlu dibawa waktu tes tertulis dan wawancara.

Oh ya, dokumen-dokumen yang diunggah di Siakba juga harus diserahkan ke KPU kabupaten sebelum masa penelitian administrasi habis. Jika lokasi kantor KPU kabupaten terlalu jauh dari rumah, Anda bisa menitipkannya ke kantor kecamatan setempat.

Tips Agar Pendaftaran Lancar

  • Persiapan Awal: Mulailah mengumpulkan dokumen jauh sebelum periode pendaftaran dimulai untuk menghindari masalah di menit-menit terakhir.
  • Periksa Ulang Persyaratan: Pastikan Anda memiliki semua dokumen yang diperlukan dan diisi serta ditandatangani dengan benar.
  • Cek Sipol: Sebelum mendaftar, cek juga NIK Anda di Sipol KPU untuk memastikan Anda tidak terdata sebagai anggota partai. Beberapa rekan saya sempat gagal mendaftar karena lupa mengecek Sipol, sehingga tidak menyadari ada partai “nakal” yang sudah memasukkan NIK mereka ke data partai. Jika ternyata terdata dalam Sipol, Anda bisa membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa Anda bukan anggota partai dan bahwa NIK Anda telah didaftarkan tanpa seizin Anda. Tapi ingat, surat pernyataan bukan anggota partai ini juga harus dikumpulkan sebelum masa penelitian administrasi berakhir.

Tes Tertulis

Setelah berhasil mendaftar, langkah selanjutnya adalah ujian tertulis. Peserta yang berhak mengikuti ujian tertulis akan diumumkan entah melalui japri WA, Instagram KPU kabupaten, atau situs web KPU kabupaten.

Jika sampai waktu pengumuman belum juga mendapat kabar dari panitia, Anda bisa menghubungi KPU kabupaten setempat atau pejabat pemerintah (di kelurahan atau kecamatan). Intinya, harus proaktif dalam mencari informasi, ya!

Terutama karena di berkas pendaftaran tidak ada tempat mencantumkan nomor handphone, sehingga kadang dari KPU pun tidak bisa menghubungi. Situs Siakba juga tidak sering diperbarui sehingga sulit untuk mengetahui apakah pendaftaran Anda sudah diterima atau belum.

Nah, kalau sudah mendapatkan pengumuman dan ternyata Anda lolos ke tes tertulis, saatnya untuk mempersiapkan diri. Tips dari saya, jangan menunggu pengumuman baru belajar, karena di kasus-kasus yang saya alami, jarak antara pengumuman dengan ujian tertulis itu biasanya hanya satu hari.

Kalau satu hari dipakai untuk menghafalkan isi undang-undang yang sedemikian banyaknya, belum lagi materi wawasan kebangsaan seperti sejarah pasca-kemerdekaan, pasti rasanya akan sangat sulit. Jadi, usahakan untuk belajar dari jauh-jauh hari.

Insya Allah, jika berkas Anda sudah lengkap dan memenuhi syarat, Anda tidak perlu khawatir akan ditolak pendaftarannya.

Untuk tes tertulis seleksi PPS sendiri, biasa dilakukan dengan komputer atau kertas di kantor kecamatan masing-masing. Sekali lagi, usahakan selalu proaktif dalam mencari informasi supaya tidak terhambat dalam menjalani seleksi PPS di wilayah Anda.

Tips Hari Ujian

  • Baca Dengan Seksama: Luangkan waktu Anda untuk membaca setiap detail pengumuman sebelum Anda mengikuti ujian, terutama soal waktu dan dress code. Jangan sampai Anda datang dengan baju putih hitam padahal diminta mengenakan baju batik. Hal ini bisa mengurangi skor Anda saat wawancara nanti.
  • Istirahat yang Cukup: Pastikan Anda tidur malam yang nyenyak sebelum hari ujian agar tetap waspada dan fokus.
  • Datang Lebih Awal: Datang lebih awal dapat membantu mengurangi kecemasan dan memberi Anda waktu untuk beradaptasi (atau mencari lokasi) sebelum ujian dimulai.

Wawancara menjadi tahap terakhir dalam seleksi PPS.(Sumber foto: Unsplash)
Wawancara menjadi tahap terakhir dalam seleksi PPS.(Sumber foto: Unsplash)

Wawancara

Langkah terakhir dalam proses seleksi adalah wawancara yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). PPK ini beranggotakan lima orang dan, sama seperti PPS, juga dipilih melalui seleksi terbuka.

Mengingat jumlah peserta seleksi PPS biasanya hanya sedikit sedangkan materi yang diajukan sangat luas, pertanyaan-pertanyaan wawancara bisa jadi sangat beragam dari satu peserta ke peserta lain. Untuk itu, mohon dipersiapan sebaik mungkin.

Sebagai bayangan saja, saya sudah dua kali mengikuti wawancara untuk seleksi PPS. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang pernah diajukan kepada saya;

  • Undang-undang nomor berapa yang menjadi landasan Pemilu dan Pilkada?
  • Berapa surat suara yang ada berikut warna dan kategorinya?
  • Ada di dapil berapa desa atau kelurahan Anda? Dan daerah mana saja yang termasuk di dalam dapil tersebut?
  • Apa tugas dan kewajiban PPS?
  • Apa tugas dan kewajiban KPPS?
  • Apa tugas dan kewajiban Pantarlih/PPDP?
  • Berapa kali pemilih bisa menukar surat suara yang rusak?
  • Siapa nama kepala desa dan sekretaris desa di wilayah Anda?
  • Siapa nama camat di daerah Anda?
  • Berapa jumlah dukuh atau RT yang ada di wilayah Anda?
  • Berapa TPS yang dimiliki desa Anda dalam pemilu sebelumnya?

Masih ada pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin diajukan oleh PPK saat wawancara. Apalagi wawancara ini bukan hanya untuk menguji pengetahuan Anda mengenai hukum pemilu, tetapi juga seberapa besar Anda mengenal wilayah desa Anda sendiri.

Sedikit TMI nih, sebelum wawancara, saya semalaman menghafal nama-nama perangkat desa, petinggi-petinggi (termasuk polisi dan TNI) di tingkat kecamatan, bahkan nama-nama ketua RT di wilayah saya.

Pernah juga ditanya nama-nama komisioner KPU, baik yang di tingkat RI, provinsi, maupun kabupaten. Jadi, jangan lupa searching sebelum wawancara, ya!

Tips Wawancara

  • Memahami Peran: Perdalam pemahaman Anda mengenai tugas dan tanggung jawab anggota PPS dan bagaimana Anda dapat berkontribusi secara efektif dalam menjunjung tanggung jawab tersebut.
  • Latihan Pertanyaan Umum: Berlatih menjawab pertanyaan wawancara umum yang berkaitan dengan pengalaman, keterampilan, dan motivasi Anda.
  • Berpikir ke Depan: Siapkan beberapa strategi yang mungkin bisa Anda terapkan jika terpilih sebagai anggota PPS (seperti untuk sosialisasi, pemutakhiran data, dan penghitungan suara). Siapa tahu, anggota PPK yang mewawancarai Anda ingin mendapatkan input mengenai proses penyelenggaraan pemilu yang lebih efektif nantinya.
  • Penampilan Profesional: Berpakaianlah dengan pantas dan pertahankan sikap profesional. Usahakan rapi dan sesuai dengan dress code yang diminta. Jangan lupa pakai sepatu, ya, teman-teman!
  • Keyakinan dan Kejelasan: Bicaralah dengan jelas dan percaya diri tentang kualifikasi dan pengalaman Anda. Jangan terburu-buru dalam menjelaskan. Jika tidak tahu aspek pemilu tertentu, Anda bisa mengatakan sejujurnya bahwa Anda belum tahu dan berniat untuk mencari tahu. Jangan mengarang jawaban soal perundangan-undangan, ya, kawan-kawan! 😂

Kualifikasi Calon PPS

Pewawancara biasanya mencari kualifikasi calon sebagai berikut:

  • Usia dan Profesi: Kandidat harus memenuhi persyaratan usia dan sering kali berasal dari berbagai latar belakang profesional. Dari tiga anggota PPS, minimal ada satu yang berusia di kisaran 17-30 tahun sebagai wujud regenerasi.
  • Keterampilan: Kemahiran teknologi dan keterampilan sosial yang kuat, termasuk negosiasi dan membangun hubungan, sangat dihargai. Ada alasan kenapa perangkat desa sering terpilih sebagai anggota PPS—terutama karena mereka sudah memiliki hubungan dengan masyarakat dan punya pengalaman dalam menangani karakter penduduk (terutama calon KPPS) yang berbeda-beda.
  • Pengalaman: Pengalaman sebelumnya di komite pemilu memang menguntungkan, namun tidak selalu dibutuhkan. Saat saya mendaftar sebagai PPS pertama kali, saya sama sekali belum pernah mengikuti kepanitiaan pemilu apapun, termasuk KPPS. Yang penting, tunjukkan bahwa Anda sudah belajar mengenai kepemiluan dan punya tekad untuk mengembangkan diri nantinya. Terutama karena kadang ada aturan yang baru dirilis H-1 pemilu, sehingga Anda harus cepat-cepat menelaahnya dan memberitahukannya secara jelas dan ringkas ke KPPS sesegera mungkin.

Keberadaan KPPS sangat penting untuk menjamin lancarnya penyelenggaran pemilu di Indonesia. (Sumber foto: Unsplash)
Keberadaan KPPS sangat penting untuk menjamin lancarnya penyelenggaran pemilu di Indonesia. (Sumber foto: Unsplash)

Seleksi Pantarlih dan KPPS untuk Pilkada 2024

Ke depannya, mulai bulan Juni 2024 hingga Oktober 2024, proses seleksi Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP/Pantarlih) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) juga akan diselenggarakan.

Peran-peran ini sangat penting bagi keakuratan dan efisiensi proses pemilu, terutama karena hanya Pantarlih dan KPPS saja yang benar-benar terjun ke masyarakat.

Jika Anda belum beruntung dalam seleksi PPS, mungkin bisa menambah pengalaman dengan menjadi Pantarlih atau KPPS untuk pilkada tahun ini.

Berbeda dengan PPS, Pantarlih dan KPPS tidak menjalani tes tertulis maupun wawancara, sehingga mungkin agak sulit untuk “orang baru” masuk ke kepanitiaan ini. Keputusan berada sepenuhnya di tangan PPS, dengan pertimbangan dari perangkat desa dan PPK.

Yang biasa mereka lihat adalah pengalaman dan karakter calon Pantarlih dan KPPS. Jika Anda belum pernah terjun ke masyarakat, PPS dan PPK jadi tidak punya basis untuk menilai Anda.

Namun, menurut saya, tidak ada salahnya mencoba mendaftar. Di beberapa daerah (seperti tempat saya tinggal), calon Pantarlih dan KPPS dari kalangan muda justru sangat dibutuhkan. Alasannya berkaitan dengan penggunaan teknologi, seperti aplikasi Sirekap pada pemilu tahun lalu.

Tidak banyak penduduk di daerah saya yang bisa menggunakan HP, apalagi tipe HP yang "muat" di-install aplikasi seperti Sirekap. Mungkin saja, sebagai pemilik HP dengan penyimpanan di atas 128 GB dan kamera yang jernih (dan kemampuan matematika yang cermat), Anda bisa jadi kandidat PPS yang sedang desa Anda cari-cari.

Kadang ada juga anggota Pantarlih atau KPPS terpilih yang terpaksa mengundurkan diri karena alasan pribadi, seperti sakit, pindah domisili, mendapat tawaran kerja di luar kota, dan lain-lain. Jika nama Anda sebelumnya sudah terdaftar sebagai PAW (Pengganti Antar Waktu), bisa jadi Anda berkesempatan untuk menggantikan posisi petugas pemilu yang mengundurkan diri tersebut.

Jika ingin berpartisipasi lewat jalur lain, ada juga seleksi untuk menentukan Pengawas Kelurahan dan Pengawas TPS (yang dibawahi oleh Bawaslu). Berhubung saya tidak terlalu familiar dengan proses seleksinya, tidak banyak info yang bisa saya berikan. Namun, saya yakin ada artikel-artikel di internet yang bisa membantu Anda dalam mempersiapkan diri.

Intinya, jangan menyerah! Jika tidak terpilih di pemilu tahun ini, bisa coba lagi di pemilu lima tahun mendatang. Apalagi tidak ada batas usia maksimal untuk anggota PPS (kalau untuk KPPS, biasanya dibatasi sampai umur 55 tahun karena beban kerjanya secara fisik lebih berat).

Tips Persiapan Calon PPS Masa Depan

  • Tetap Terinformasi: Tetap up-to-date dengan informasi terbaru dan tenggat waktu untuk proses seleksi.
  • Cari Koneksi dan Lebih Banyak Berbaur: Mulailah berpartisipasi aktif di lingkungan masyarakat, mulai dari kerja bakti, karang taruna, atau sekadar ikut kegiatan-kegiatan berkumpul RT. Jika sudah dikenal masyarakat sebagai orang yang aktif dan rajin, ada lebih besar kemungkinan untuk terpilih sebagai PPS, Pantarlih, atau KPPS.
  • Meningkatkan Keterampilan yang Relevan: Berusahalah untuk meningkatkan keterampilan teknologi dan sosial Anda, karena keterampilan ini sangat penting untuk keberhasilan dalam peran ini. Pelajari lebih mendalam soal Office Suite, Google Workspace, dan aplikasi-aplikasi lain yang bisa membantu kinerja Anda sebagai PPS di masa depan.

Mengikuti proses seleksi PPS merupakan pengalaman berharga dan lumayan menantang. Setelah membaca postingan ini, saya berharap wawasan dan tips saya akan membantu Anda mempersiapkan diri secara efektif untuk proses seleksi Anda juga. Semoga beruntung! Salam pengabdian! 👊🏽

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun