Mohon tunggu...
Mita Sa
Mita Sa Mohon Tunggu... -

Start Yours

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimana Membangun Kualitas Kesehatan Reproduksi dan Mental Remaja?

22 Juli 2016   20:02 Diperbarui: 22 Juli 2016   20:18 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke dewasa ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan. WHO mendefinisikan remaja merupakan anak usia 10 – 19 tahun. Perubahan periode ini juga ditandai dengan mengalami masa pubertas dengan timbul ciri-ciri seks sekunder dan tercapai fertilitas.

Selain itu masa remaja ini juga merupakan masa yang kritis dalam silklus perkembangan seseorang dimana pada masa ini banyak sekali terjadi perubahan, baik perubahan biologik, psikologik maupun perubahan sosial. Fase perubahan tersebut seringkali memicu terjadinya konflik antara remaja dengan dirinya sendiri maupun konflik dengan lingkungan sekitarnya. Demikian juga dengan Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi kadang merupakan isu yang pelik dan sensitif, seperti hak-hak reproduksi, kesehatan seksual, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV / AIDS, kebutuhan khusus remaja. Apabila konflik-konflik tersebut tidak dapat teratasi dengan baik maka dalam perkembangannya dapat membawa dampak negatif terutama terhadap pematangan karakter remaja dan tidak jarang memicu terjadinya gangguan mental.

Apa yang harus kita lakukan?

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah melihat siapa saja yang berperan di dalamnya?

a. Orang tua/ Keluarga

Peran Orang Tua adalah aspek yang paling penting dan juga merupakan landasan awal dalam perkembangan remaja. Orang Tua juga sebagai orang yang paling dekat dengan remaja memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi dan tentang sek sedini mungkin kepada anak-anaknya. memberitahukan tentang pubertas, dan hal0hal apa saja yang rentan dialamai oleh anak-anak yang sedang mengalami masa pubertas. Para orang tua juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anak mereka agar anak-anak remaja bisa dengan terbuka terhadap orang tuanya bukannya takut dalam menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi. 

selain orang tua di dalam keluarga, abang/ kakak juga dapat berperan dalam menjaga mental remaja. Perhatian yang diberikan oleh kakak dan abang dapat membuat anak merasa nyaman dan ia juga bisa mendapatkan pengetahuan baru dari pengalaman kakak dan abang yang ada di dalam keluarga. Kehadiran kakak dan abang bisa menjadi tempat curhat para remaja yang kadang kala merasa malu ketika berbicara langsung pada prang tuanya.

b. Teman/ Sahabat

Lingkungan pertemanan/ persahabatan juga memiliki peran dalam membangun kesehatan reproduksi dan mental remaja. Yang mana lingkungan ini akan membawa bagaiaman remaja bersikap, sikap para remaja yang cenderung ikut-ikutan dalam melakukan sesuatu, hal ini juga memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan karekter para remaja.  

c. Guru di sekolah

Peran guru di sekolah juga tidak bisa dianggap remeh dalam membangun kualitas kesehatan reproduksi dan mental remaja. Para guru di sekolah dapat mengajarkan atau mengenalkan tentang pendidikan seksual dan organ reproduksi pada anak remaja, sehingga mereka memiliki gambaran yang baik mengenai seksual dan tidak menyalah artikannya ketika mendengar hal tersebut dari orang lain atau membaca dari internet/buku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun