Mohon tunggu...
Mita maulidina
Mita maulidina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka belajar banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ismail Raji Al-Faruqi: Cendikiawan Muslim Penggagas Islamisasi Ilmu Pengetahuan

28 Juni 2024   07:14 Diperbarui: 28 Juni 2024   08:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam Islam, banyak muncul para cendikiawan yang berjasa dalam bidang ilmu pengetahuan, Ismail Raji Al-Fariqi misalnya. Ismail Raji Al-Faruqi atau lebih dikenal dengan nama Al-Faruqi merupakan salah seorang cendikiawan Muslim yang lahir di Jaffa Palestina pada tanggal 1 Januari 1921. Ayahnya Bernama Abd. Al-Husa Al-Faruqi, yang merupakan seorang hakim dan juga seorang tokoh agama yang cukup dikenal di antara kalangan sarjana Islam. 

Dalam menimba ilmu, Al-Faruqi terlebih dahulu mendapatkan Pendidikan agama dari ayahnya di rumah dan juga di masjid. Lalu, Al-Faruqi memulai sekolah pada tahun 1926 di Frence Dominicial College Des Frebes Lebanon (St. Joseph). Kemudian pada tahun 1941, beliau mendapatkan gelar BA di American University Beirut. Pada tahun 1952 Al-Faruqi memperoleh gelar magisternya di India, dan memperoleh gelar doktoralnya Universitas India Harvard. 

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Al-Faruqi memulai karir dengan menjadi salah seorang guru besar studi Islam pada pusat riset Islam di Karachi pada tahun 1961-1963. Setahun kemudian, beliau diundang menjadi guru besar tamu di Universitas Chicago dalam bidang sejarah. Pada tahun 1964 Al-Faruqi menjadi guru besar di Jurusan Agama Syracuse. Dan kemudian pada tahun 1968 beliau pindah ke Universitas Temple menjadi guru besar studi Islam dan sejarah agama. Ini merupakan posisi yang ditempatinya hingga ia meninggal pada tanggal 27 mei 1986.

Selain mengajar, semasa hidupnya Al-Faruqi juga mendirikan sebuah organisasi yang berdiri pada tahun 1972 yang Bernama The Association of Muslim Social Scientist -- AMSS (Himpunan Ilmu Sosial Muslim) dan beliau menjadi presiden pertamanya. Dengan adanya lembaga ini, diharapkan islamisasi ilmu pengetahuan, terlebih lagi ilmu sosial dapat terwujud (Zuhdiyash,2016). Kemudian pada tahun 1980 didirkan International Intitue od Iislamic Thought (IIIT), yang mana lembagai ini telah tersebar kebeberapa negara termasuk Indonesia dan Malaysia. (Fajriudin, 2018)

Karya-Karya Ismail Raji Al-Faruqi

Al-Faruqi merupakan sosok yang produktif, semasa hidupnya ia banyak sekali menulis buku dan artikel, diantaranya: 

  • Christian Ethics: A Systematic and Historical Analysis of Its Dominant Ideas
  • The Great Asian Religions, Historical Atlas of the Religions of the World
  • Sources of IslamicThought: Three Epistles on Tawhid by Muhammad ibn 'Abd al Wahhab
  • Islam and Culture
  • Islamic Thought and Culture
  • Islamization of Knowledge
  • Tawhid: Its Implications For Thought And Life dan lainnya. (Zuhdiyash, 2016).

Meskipun Al-Faruqi merupakan seorang muslim, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam karyanya hanya berisi tentang Islam saja, karya yang luar biasa mengesankan dengan judul Christian Ethics. Buku ini merupakan karya yang cukup bagus mengenai Kristen yang oleh beberapa sejarawan seperti Stainley B, Frost mengakui bahwa buku ini luar biasa. Buku ini merupakan studi pertama yang dilakukan oleh orang Timur dengan menggunakan metodologi Barat. Dalam karyanya ini, Al-Faruqi menjelaskan bahwa perlu adanya dialog antar dua agama besar (Islam dan Kristen) dan memperbincangkan prinsip-prinsip kebijaksanaan masa depan keduanya, diuraikan juga tokoh kristen seperti St, Agustinus, Luther, Calvin, Barth, Temple dan Nibuhr.

Buku lain yang ditulis oleh Al-Faruqi adalah The Culture Atlas of Islam yang digarap bersama dengan istrinya. Buku ini menggambarkan mengenai peta peradaban dan kultur Islam sejak masa paling awal sampai abad pertengahan. Dalam buku ini, Al-Faruqi ingin menggambarkan bahwasanya peradaban Islam dapat menjadi kebanggaan (Fajriudin, 2018). Perlu diketahui bahwasanya peadaban Islam merupakan peradaban yang maju pada saat Eropa dalam abad pertengahan 

Al-Faruqi dan Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Islamisasi merupakan sebuah kegiatan yang berarti membuat, membawa sesuatu ke dalam Islam dan menjadikannya Islam. Islamisasi adalah sebuah langkah atau usaha untuk menanamkan sesuatu dengan kerangka Islam (Islamic framework) dengan memasukkan pemahaman Islam. (Moh. Hafid, 2021)

Menurut Ismail Raji Al-Faruqi dalam (Zaman, 2019), Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan pengislaman ilmu pengetahuan modern yang dilakukan dengan cara menyusun ulang sains dan sastra dengan memberikan dasar orientasi-orientasi yang konsisten dengan islam. Metode, teknik, apa yang disebut fakta, dan isu-isu dari semua disiplin ilmu harus dirumuskan kembali untuk memasukkan ide-ide Islam. Kesatuan Islam harus ditunjukkan sepanjang tiga sumbu tauhid yaitu  kesatuan hidup, kesatuan sejarah, dan kesatuan pengetahuan dengan menyatakan kembali semua disiplin ilmu.

Yang menjadi latar belakang lahirnya gagasan Islamisasi ilmu adalah karena pada saat itu umat Islam berada dalam keadaan yang lemah dan Islam berada pada zaman kemunduruan, sehingga hal ini menempatkan posisi umat Islam menjadi berada di antara bangsa-bangsa terbawah. Pada waktu itu, umat Islam dalam keadaan yang memprihatinkan karena kurangnya Pendidikan yang didapat oleh umat Islam pada saat itu.

Konsep "Islamisasi Ilmu Pengetahuan" adalah reaksi terhadap pembagian antara sains dan agama yang telah dimasukan oleh dunia modern dan Barat sekuler pada dunia Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan modern memiliki dampak positif yang luar biasa, tetapi mereka juga memiliki dampak negatif karena ilmu pengetahuan modern Barat sering kering dan memiliki sedikit signifikansi religius. Sifat dualistik dari sistem pendidikan Islam dan pendidikan kontemporer (sekuler), yang membingungkan umat Islam, adalah masalah lain yang telah menyebabkan Islamisasi Ilmu Pengetahuan. (Zuhdiyash 2016) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun