Mohon tunggu...
Khoir Al-faroli
Khoir Al-faroli Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Anggota LPM Benteng Kampus, \r\nSekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penghujung Tahun

3 Juli 2015   06:26 Diperbarui: 3 Juli 2015   06:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

            Pagi hari. Terdengar suara ayam berkokok. Aku segera keluar dan duduk di kursi kesayangan. Kulihat sana sini. Seperti biasa warga sekitar nampaknya mulai sibuk dengan aktifitasnya. Rasa iri mulai merasuk ke dalam hati. “Apa aku akan hidup seperti ini sampai tua?” Batinku. Begitu pun keuangan mulai menipis. Sudah tak ada barang lagi yang bisa dijual. “Sepertinya niatku kemaren akan aku jalankan hari ini.” Beberapa menit masih berfikir-fikir. Aku segera bangkit dan mengambil dompet. “Oke. Hari ini aku harus menjalankan rencana kemaren.”

            Berjalan menuju toko. Setelah sampai di depan toko. Rasa canggung kembali menjerat. Berhenti di depan toko. Semangat mulai melemah. “Apa aku pulang saja?” aku kembali menggagalkan niatku. Dua langkah pulang aku berhenti. Berfikir. Terus berfikir. “Ayo... Semangat.” Gumamku dalam hati.

            Aku telah berhasil membeli beberapa map dan kertas folio. Aku mulai menulis surat lamaran. Aku persiapkan semua yang aku butuhkan. Setelah itu, aku pun mandi dan langsung pergi menuju kantor yang alamatnya dijelasakan dalam koran.

            Setelah semua siap. Aku langsung pergi menuju kantor. Naik angkotan beberapa menit dan akhirnya sampai di depan kantor. Berhenti beberapa menit. Aku lihat gedung kantor itu. “Apa aku akan diterima? Bagaimana jika nanti ditolak?”

            Aku kembali menggagalkan rencanaku. Berjalan menuju warung yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor. “Buk, es teh satu.” Terlihat lalu lalang orang berjalan. Mobil. Motor. Sepertinya mereka sibuk dengan aktifitasanya. “Kapan aku bisa seperti itu?” aku pun merasa sepi dalam keramaian.

            Aku lihat kakek-kakek makan dengan lahab di sampingku. “Lapar Kek?” tanyaku. “Iya Nak, seharian keliling kota rasanya capek sekali.” Jawab kakek itu. “Nampaknya saya kalah semangat dengannya.”

            “Kerja di mana Nak?” Ia bertanya dan melihat wajahku yang melamun. “Aku belum bekerja Kek.” Dengan sedikit kaget aku menjawab.

“Dari kapan Kamu menganggur?”

“Dari lulus kuliyah aku belum pernah bekerja Kek. Dan hari ini berniat melamar kerja. Tapi aku tak yakin akan diterima” Jawabku agak malu.

            “Sholatlah dulu Nak! Adzan dzuhur sudah terdengar. Minta pertolongan kepada Allah. Luruskan niatmu. Yakinkan dirimu pasti bisa.” Aku pun terdiam mendengar perkataan Kakek ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun