Mohon tunggu...
Khoir Al-faroli
Khoir Al-faroli Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Anggota LPM Benteng Kampus, \r\nSekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penghujung Tahun

3 Juli 2015   06:26 Diperbarui: 3 Juli 2015   06:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Setelah sampai depan toko. Niatku menjadi canggung. Selain aku tak bawa uang. Sepertinya niatku akan gagal. Aku takut bila nantinya usahaku sia-sia. Aku lihat toko itu. Tinggal beberapa langkah lagi dan hanya berkata beli folio dan map. Tapi bagaimana kalau penjual itu tidak memberikan hutangan kepadaku.

            Akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang. Nanti setelah pulang aku akan kembali ke toko itu dan membawa uang untuk membeli.

***

            Setelah sampai di rumah. Dompet aku masukkan ke dalam kantong celana dan berniat kembali ke toko itu. Langkah demi langkah. Aku pun berhenti di teras rumah. Rasa canggung kembali menjeratku. Kubalikkan badan dan kembali duduk di kursi kesayangannku.

            Berjam-jam aku hanya terdiam. Melihat ke kanan dan ke kiri. Suara adzan terdengar. Masih saja aku duduk dan memikirkan sesuatu yang tak jelas arahnya.

            Beberapa tahun ilmu yang kupelajari di kampus. Nampaknya tak berhasil aku terima. Kelulusan pun membutuhkan waktu yang melebihi batas kewajaran. Bukan karena aku betah di kampus. Tapi kemalasan dan rasa canggunggku seperti menyetir laju hidupku. Jangankan betah di kampus. Aku hanya berangkat ke kampus jika ada jam kuliyah. Dan langsung pulang ke kontrakan jika jam kuliyah selesai. Biasanya aku habiskan waktuku dengan main game, nonton TV dan membaca status-status orang dalam sosmed.

            Sewaktu masih kuliyah memang kehidupanku terasa kecukupan. Laptop, TV, Smartphone, motor. Fasilitas itu semua aku punya. Dan kini, hanya telepon murahan yang hanya bisa digunakan telepon dan sms yang tersisa. Beberapa bulan setelah aku lulus orang tuaku memang tak pernah lagi kirim uang. Akibatnya apapun yang aku punya sedikit demi sedikit kujual untuk memenuhi kebutuhan.

            Nampaknya adzan asar mulai terdengar. Selain aku orangnya pemalas dalam menjalankan rencana. Aku juga orang yang malas beribadah. “Ah, apa nanti jika aku beribadah bisa langsung kaya.” Gumamku dalam hati. Beberapa tahun ini aku memang sudah berhenti menjalankan perintah agama. Entah orang mau bilang apa. Diriku ya diriku. Walaupun aku sudah tidak pernah beribadah, apa warga akan mengusirku. Nampaknya itu tidak akan terjadi.

            Rencana membeli folio dan map leyap sudah. Berjam-jam dari awal niat ke toko itu. Tak berhasil aku kerjakan.

            Nampaknya hari sudah semakin sore. Senja sebentar lagi akan datang. Aku kembali masuk dalam rumah. “Apa yang akan aku lakukan setelah di dalam rumah?” Beberapa menit aku berdiri dan memikirkan hal yang akan aku lakukan. Bau keringat terasa. “Hahh. Nampaknya aku perlu membersihkan badan.” Aku pun langsung mandi.           

Kembali ke tempat tidurku. Tak ada kegiatan lain yang aku lakukan. Setiap hari kehidupanku berputar seperti ini. Merasa bosan tentu ada. Namun, kebosananku masih kalah dengan rasa malasku. Handphone aku pegang. Kubuka tutup kuncinya. Aku pilih game dalam menu hp. Aku mainkan game klasik. Sudah tak terhitung berapa kali aku menyelesaikannya. Nampaknya hari sudah begitu malam. Kututup hpku dan begitu pula mataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun