Mohon tunggu...
Mita Alfitri
Mita Alfitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Semester 4 yang menyukai Hal-hal Unik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Topeng Palsu

27 Juli 2024   12:00 Diperbarui: 27 Juli 2024   12:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau datang bagai badai menggulung senja

Menghancurkan jiwaku dengan gemuruh tak bersuara

Di balik gelap, kau sembunyi dalam bayang-bayang

Mengaku sebagai rembulan yang tertusuk duri

Setiap kata yang kau ucap adalah racun lembut

Menelusup dalam hati hingga tak berdaya lagi

Namun, di hadapan dunia, kau berdiri bak mawar layu

Mengais simpati dengan kelopak palsu yang tersisa

Hatiku kini bagai kaca yang retak

Mengumpulkan serpihan dengan tangan berdarah

Dan kau, mengenakan topeng embun pagi

Berpura-pura menjadi korban angin malam yang menyayat

Air mata ini bagai hujan dalam kemarau

Mengalir tanpa henti, menyelimuti luka

Aku, hanya bayangan di balik pelangi kelabu

Menunggu sinar mentari menghapus perih yang tak bertepi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun