Kau datang bagai badai menggulung senja
Menghancurkan jiwaku dengan gemuruh tak bersuara
Di balik gelap, kau sembunyi dalam bayang-bayang
Mengaku sebagai rembulan yang tertusuk duri
Setiap kata yang kau ucap adalah racun lembut
Menelusup dalam hati hingga tak berdaya lagi
Namun, di hadapan dunia, kau berdiri bak mawar layu
Mengais simpati dengan kelopak palsu yang tersisa
Hatiku kini bagai kaca yang retak
Mengumpulkan serpihan dengan tangan berdarah
Dan kau, mengenakan topeng embun pagi
Berpura-pura menjadi korban angin malam yang menyayat
Air mata ini bagai hujan dalam kemarau
Mengalir tanpa henti, menyelimuti luka
Aku, hanya bayangan di balik pelangi kelabu
Menunggu sinar mentari menghapus perih yang tak bertepi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H