Generasi muda yang memiliki kapasitas intelektualitas yang dari proses mengenyam pendidikan tentu bermuara pada suatu upaya taktis untuk menghasilkan calon-calon pemimpin masa depan.
IPNU-IPPNU yang merupakan organisasi yang bersifat "mengurus" pelajar, aspek pengkaderan sesuai dengan khittah (visi dan misi) dan kultur keaswajaan yang meliputi bagaimana kader-kader yang dihasilkan memiliki paham Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyah yang mencakup aspek aqidah, syariah dan akhlak.
Peranan generasi muda yang kini mulai dilirik menjadi sinyal positif atas berlakunya suatu hukum organisasi sebagai suatu pemegang peranan penting. Hal yang penting ketika melihat peranan kader-kader IPNU-IPPNU di kancah nasional. Melalui berbagai bidang yang menjadi bakat dan minatnya menjadikan pemberdayaan secara menyeluruh menjadi tumpuan bagi peranan organisasi dalam melihat peluang ini.
Garis haluan IPNU-IPPNU yang menjadi "anak" dari Nahdlatul Ulama merupakan faktor yang harus mulai dikembalikan lagi. Di samping tetap memperluas cakupan pengkaderan.
Di era pemulihan atau New Normal merupakan salah satu peran IPNU-IPPNU dalam persepsinya harus bisa mengimplentasikan apa yang dimaksud dengan merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dimana pada masa pemulihan berskala nasional ini melibatkan dunia pendidikan saat pandemi menyerang Indonesia dan dunia. Â Dunia pendidikan menjadi kacau dan peran dari pelajar cukup terkekang akibat tidak adanya kontrol yang baik dari aspek pendidikan yang berfokus pada gadget.
Moral dan adab yang dimiliki pelajar saat pandemi cukup mengkhawatirkan, disinilah IPNU-IPPNU harus bisa aktif dan menyerap dengan baik apa itu Kurikukum Merdeka dan bagaimana mengimplementasikannya saat ini. IPNU-IPPNU harus kembali aktif dalam new normal yang diterapkan pemerintah guna mewadahi kembali para pelajar-pelajar yang ada agar kembali kepada persepsinya sebagai seorang pelajar.
3. Implementasi Kurikulum Merdeka 2022
Kemdikbud RI melalui Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Dr. Iwan Syahril, Ph.D mengatakan, terkait pilihan implementasi kurikulum merdeka, Kemendikbud telah menyiapkan jalur untuk membantu tahap kesiapan setiap satuan pendidikan.
Tiga jalur tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari masing-masing satuan pendidikan, yakni:
1. Mandiri Belajar
Pilihan mandiri belajar akan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum merdeka.