"Kita di sini ja ya untuk sementara."
      "Tapi kan ini gaada atapnya, nanti kalau dibom lagi atau hujan?"
      "Ga, gaakan. Ada Allah, Allah akan selalu bersama orang yang sabar kek kamu, Ashla. Kakak akan lindungi kamu juga, kok." kata-kata Kaeela yang sangat menenangkan bagi Ashla.
      Topik pembicaraan dialihkan oleh Ashla, "Kak, hari ini 1 Desember. Besok Ashla ulang tahun. Tapi Ashla malah ga punya rumah, orangtua Ashla juga kemana, ya?" Ashla kekeh menanyakan hal itu pada Kaeela, Kaeela dibuat sangat bimbang oleh pertanyaan yang nyaris Ashla tanyakan setiap harinya. Jadi, Kaeela hanya mengangguk mengiyakan saja.
      Mau sampai kapan kamu tanya hal itu terus, Ashla? batin Kaeela.
*****
      Pukul 18.15. Suasana di Gaza semakin memanas, semakin banyak suara tembakan di mana-mana. Bangunan semakin banyak ya runtuh. Ledakan di mana-mana. Namun, Ashla masih tetap bertahan di puing-puing rumah kecil nya itu. Ia sedang bermain pasir bersama Kaeela. Memegang perutnya yang sedari tadi berbunyi menahan lapar. Dari tadi malam ia tak makan minum. Susu yang ia minum biasanya sudah habis.
      Kaeela yang peka dengan keadaan langsung mencari makanan.
      "Nih, dimakan dulu apa yang ada." ucap Kaeela
      "Iya, Kak. Terima kasih banyak!" Ashla kegirangan karena mendapatkan makanan dan minuman walau tak seberapa. Ashla memakannya dengan lahap, tak peduli dengan rasa dan bentuk. Kaeela menangis melihat kondisi Ashla. Ia tak bisa berbuat apa-apa untuk Ashla. Hanya bisa berdoa.
      Setelah makan, ia kembali bermain di puing-puing rumahnya dengan perasaan senang walau keadaan yang sangat tidak mendukung.