Kerang hijau mungkin terdengar familiar di telinga anda. Rasanya yang gurih seringkali menjadikan kerang tersebut menu favorit di berbagai restoran. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, peneliti menemukan manfaat lain dari kerang asli Indonesia ini.
Kerang hijau ternyata memproduksi suatu lem dari tubuhnya. Tidak seperti lem yang digunakan untuk prakarya, lem yang dihasilkan bersifat kuat, namun tidak merusak kulit atau bahan organik lain nya. Bahkan lem ini juga dapat merekontruksi jaringan kulit yang rusak.Â
Kekuatan lem yang dihasilkan oleh kerang hijau menginspirasi para peneliti untuk terus mencari tau cara memanfaatkan nya dalam kehidupan sehari- hari, misalnya sebagai lem yang merekatkan kembali luka paska operasi.
Kerang hijau memproduksi lem untuk beradaptasi dalam menentukan posisinya dan mencegahnya terbawa arus air laut. Adaptasi kerang terbentuk dikarenakan kerang harus hidup di area dengan ombak besar, berbatu dan litoral (area yang tergenang oleh air ketika pasang dan kering menjadi pantai ketika surut).Â
Kerang hijau akan menempel pada substrat ketika menemukan substrat atau area yang kaya nutrisi, tinggi oksigen, dan termasuk dalam lingkup suhu serta salinitas yang sesuai untuk kebutuhan hidupnya. Bagaimana ya kira- kira mekanisme penempelan nya pada substrat?
Mekanisme Penempelan pada Substrat
Seperti halnya spiderman, kerang hijau menempel pada substrat dengan mengeluarkan benang yang disebut byssus. Hanya saja benang yang dikeluarkan oleh kerang tidak berasal dari tangan, melainkan dari kaki dengan mekanisme yang cukup rumit dan melibatkan beberapa protein yang kompleks. Benang byssus tersebut dimanfaatkan kerang hijau untuk menempelkan diri pada substrat.
Kerang melakukan penempelan tidak secepat spiderman, ada beberapa tahapan penempelan sehingga pada akhirnya terbentuk lem yang sangat kuat bahkan di air sekalipun. Hal pertama yang dilakukan oleh kerang adalah mencari substrat yang sesuai yaitu dengan cara menjulurkan kaki nya melalui lubang pada bagian ventral tubuh nya.
Kaki kerang yang berbentuk kapak tersebut akan mencari permukaan suatu benda pada jarak radius 5-6 cm. Setelah menemukan permukaan substrat yang sesuai, kaki kerang akan berhenti bergerak dan mulai mensekresikan protein yang ada di kaki untuk membentuk benang byssus. Batang kerang yang merupakan perpanjangan dari kaki mengeluarkan satu benang  tiap 3-10 menit.
Benang byssus terdiri dari benang byssal dan plak. Plak byssal akan berikatan kuat pada substrat. Benang tersebut tersusun atas protein-protein adhesive kompleks yang akan membantu penempelan kerang di bawah air.Â