Mohon tunggu...
Miswati
Miswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1

Setelah Kesulitan Pasti ada kemudahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Mahasiswa dalam Mendukung Pemerataan Pendidikan Anak Jalanan Melalui Kegiatan FULING KOMRI

11 Mei 2022   11:30 Diperbarui: 11 Mei 2022   11:38 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian perlunya mengevaluasi kebijakan yang dilakukan pemerintah seperti penertiban anak jalanan  yang diimbangi dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia  (anak jalanan). Memberikan pelatihan yang produktif dan merehabilitas anak jalanan agar mampu berprestasi dengan anak-anak pada umumnya. 

Upaya lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam lingkup universitas adalah dengan memasukan mata kuliah pendidikan anak jalanan sebagai pengabdian masyarakat dalam perwujudan tri darma perguruan tinggi kemudian bias diimplementasikan dalam praktik Kuliah Kerja Nyata (KKN ) atau penelitian.

PENUTUP

Anak jalanan adalah anak - anak yang usianya kurang lebih 6 sampai 18 tahun  yang tumbuh dan berkembang di jalanan serta  ikut  berjuang untuk membantu mencari nafkah bahkan mereka rela untuk meninggalkan bangku sekolahnya. Banyak faktor yang menyebabkana anak - anak turun ke jalanan seperti faktor ekonomi, sehingga mereka terpaksa harus putus sekolah dan bekerja di jalanan. 

Kegiatan relawan mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai generasi muda sangat berpengaruh dalam upaya pemerataan pendidikan terutama bagi anak jalanan. Mahasiswa yang bergabung dalam komunitas Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) diharapkan mampu menjadi agen of change untuk peduli terhadap sesama terutama dalam hal perubahan pendidikan yang lebih baik. 

Melalui kegiatan belajar yang menyenangkan (fun learning) diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta memgedukasi anak jalanan dengan suasana belajar yang berbeda. Namun, untuk mengatasi permasalahan anak jalanan perlunya turun tangan dan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat dan anak jalanan ,seperti adanya bimbingan pelatihan softskill dan hardskill kepada anak jalanan  agar produktif serta adanya bukti nyata bahwa negara menjamin perlindungan akan hak-hak anak jalanan. 

Disamping itu, peran masyarakat seperti komunitas atau Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) bahkan lingkungan universitas turut berkontribusi  dalam memberikan layanan pendidikan serta mengurangi jumlah anak jalanan yang putus sekolah.#KampusMerdeka#KampusMengajar

REFERENSI

Armita, P. (2016). Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan dengan Teori Self Esteem. Jurnal PKS, 15(4).
BPS, K. S. (2021). Berita Resmi Statistik Kemiskinan Kota Semarang. Semarang.
Intan, A. P., & Sitio, R. P. (2016). Motivasi Volunteer Sebuah Studi Deskriptif Pada CSO Pendidikan Anak Marjinal                 dan Jalanan. Jurnal Manajemen, 13(1).
Nasution, M. D., & Nasroni, F. (2007). Harga Diri Anak Jalanan. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 9(1).
Sciences, S. A. (2012). Homeless People : Street Children In Asia. Shanghai Academy of Social Sciences.
Statistik, B. P. (2020). Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Statistik, B. P. (2021). Statistik Pendidikan. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
UNICEF. (2015). Global Oit of School Children Initiative. USA: UNESCO Institute for Statistics.
UUD1945. (1945). Undang- Undang Dasar 1945. Jakarta.
Wikipedia. (2022, Mei Selasa). Retrieved Mei 2, 2022, from https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun