Gejala – gejala sleep paralysis dapat sedikit berbeda pada setiap orang. Perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan persepsi serta pengalaman hidup dari tiap – tiap individu. Namun gejala utamanya yaitu tidak dapat menggerakkan sebagian atau seluruh bagian tubuh. Penderita juga merasa kesulitan untuk mengeluarkan suara dan berbicara ataupun sekedar menggerakkan mulut otot – otot mulut. Biasanya leher penderita terasa seperti dicekik sehingga menjadi sulit untuk bernafas.
Jika posisi tidur sedang telentang, maka pada bagian sekitar dada akan terasa sangat berat dan terbebani, kemudian diikuti dengan munculnya persepsi visual berbentuk bayangan hitam yang seolah sedang duduk tepat di atas dada si penderita. Pada kebanyakan kasus, bayangan – bayangan ini terlihat sangat nyata dan terkesan sangat mengerikan, apalagi ketika sedang berada di dalam kondisi lumpuh, sehingga tidak memungkinkan bagi penderita untuk bergegas lari dan menyelamatkan diri. Hal ini dapat memicu serangan kepanikan (panic attack) yang membuat si penderita merasakan ancaman teror dan seolah sedang berada dalam bahaya (sense of danger).
Munculnya bayangan – bayangan hitam besar ini sebenarnya merupakan titik buta (blind spot) yang terletak pada sudut – sudut mata kita. Karena sleep paralysisterjadi pada fase REM yang belum selesai, dimana kita biasanya sedang bermimpi, maka seringkali persepsi kita tentang dunia nyata (realita) menjadi bercampur aduk dengan persepsi di dalam mimpi, sehingga blind spot tersebut kita interpretasikan sebagai makhluk – makhluk lain yang biasa kita lihat di dalam mimpi.
Selain perubahan persepsi visual, kemampuan pendengaran kita juga mengalami hal yang serupa, hanya saja kali ini dalam bentuk suara – suara (audial). Suara yang paling umum dan sering terdengar oleh penderita adalah suara deringan panjang seperti sirine bernada tinggi. Terkadang suara yang terdengar bercampur dengan suara – suara lain seperti geraman anjing atau suara ular mendesis. Pada kasus – kasus tertentu ada juga yang mendengar suara tawa rendah, tangisan bayi, sampai teriakan wanita tua yang sangat nyaring dan jelas sehingga seolah – olah terdengar seperti kenyataan.
Sleep paralysis dikenal di banyak negara dan budaya dengan ceritanya masing – masing. Dalam kisah Romeo and Juliet karya William Shakespeare, fenomena ini disebut sebagai “Old Hag” yang secara harfiah berarti wanita tua.
Sebutan sleep paralysis di beberapa negara di dunia:
Cina: Sleep paralysis dikenal dengan sebutan “鬼壓身/鬼压身” (pinyin: guǐ yā shēn) atau “鬼壓床/鬼压床” (pinyin: guǐ yā chuáng), yang berarti “hantu yang menekan tubuh” atau “hantu yang menekan kasur.”
Jepang: Fenomena ini memiliki panggilan kanashibari 金縛り, secara literal berarti “terikat pada logam” dari kata “kane” (logam/metal) dan “shibaru” (mengikat, terikat).
Korea: Gawi nulim (Hangul: 가위눌림), berarti “tertekan oleh hantu”.
Filipina: “Bangungut”, secara tradisional dikaitkan dengan mimpi buruk. Mereka yang berhasil selamat dari mimpi buruk akan mengalami sleep paralysis.
Uni Emirat Arab: Sleep paralysis sering disebut ‘Kabuus’ (Arabic: كابوس), berarti “penekan” atau ‘Ja-thuum’ (Arabic: جاثوم) yang berarti “yang duduk dengan berat”, Kabuus juga dapat diartikan sebagai mimpi buruk.