Mohon tunggu...
Aloysius G Dinora
Aloysius G Dinora Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Menyicil Semangat Menulis yang Pernah Hilang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bedah Lagu "Satu Hari di Bulan Juni"

29 Agustus 2015   13:15 Diperbarui: 29 Agustus 2015   13:35 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Aktivitas pacaran semakin afdol melalui pemberitaan diri sendiri melalui berbagai media sosial yang terhubung. Jika sudah begini banyak sudut pandang yang bisa dijadikan tulisan, saya memilih untuk melihat konten yang terkait dengan lagu “Sati Hari di Bulan Juni”. Dalam pengamatan saya kencan “mewah” di restoran mahal sampai mall menjadi salah satu proses/ritual khas pacaran. Di kampus saya jika kemahalan suatu tempat yang diketahui lewat media sosial, dapat mendongkrak pembicaraan orang tersebut. “Gila tuh si A habis jalan dengan si B, ditempat C yang mahal banget keren yahh”. Ketika tempat mahal menjadi tujuan maka dandanan ala princess dan price mengikuti dan pakaian yang disebut keren menjadi satu paketan. Hal tersebut dapat memicu protes pasangan lain yang gerah dan menginginkan pacaran ala seperti itu. Sekali lagi itu adalah apa yang saya lihat dan rasakan, tanpa menyertakan penilaian mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk.

Saya hanya menikmati lagu Tulus tersebut jika sedang pacaran dan teringat saja dengan yang sedang terjadi. Ijinkan saya sedikit berharap dalam puisi. Bukannya kost-kostan dapat menjadi tempat yang nyaman untuk bersama menikmati bulan, ditemani seduhan pop mie dengan susu jahe yang membantu memperpanjang obrolan. Dilengkapi baju kaosan dengan celana pendek dengan parfum dari bekas mandi sabun lifebouy batang dan mengantarmu dengan sepeda injak, yah walaupun memiliki motor rasanya sepeda seolah mengajarkan keseimbangan dalam cinta

Bolehlah sesekali menikmati restoran mewah di hari istimewa kita, kemudian tersenyum-senyum karena kita tahu kebiasaan menikmati malam lebih murah dan hangat. Kita bahagia karena sederhana, bahagia karena kita. Mencium aroma tubuh alamimu tanpa tendeng aling-aling membantuku merasakan detak jatung yang terwakili urat nadi tanganmu yang kugenggam dengan keberanian dan kesetiaan. Toh kita semakin baik-baik saja diatas segala perkelahian dan kenangan yang indah, sudah lama berselang. Kita memulainya disebuah hari di bulan Juni. Terima kasih lagunya Tulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun