"Halo papa!"
"Wah manisnya!"
Waduh, beneran... dokter Jaka menutup mukanya lemas. Bayang-bayang seorang wanita setengah muda berwajah sok yakin dan super keras kepala menjadi nyata di depannya,
"Halo papa!"
"Halo papa!"
"Sini dong, katanya aku mau diwawancara?"
"Yuk?"
"Mau cerita yang mana? Yang pemuda pemuja setan? Om-om pemalas yang suka bangun siang? Ibu-ibu yang ndak mau kerja, cuman bergantung sama suaminya atau petugas kesehatan yang nakal menyuruh vaksin pa?"
"Aduh, itu yang om-om pemalas itu loh pah, tiap pagi aku bangunin pake lagu-lagu yang kenceng loh pah, biar mau bangun pagi pah, biar ndak malas, gimana? Aku pahlawan toh?"
Plak, dokter Jaka memukul dahinya lagi, sebuah catatan kejadian tentang seorang desainer grafis yang mencak-mencak karena habis kerja semalaman, tak bisa tidur di pagi hari akibat suara keras sound sistem miss Neka terpampang di mukanya.
"Ya namanya desainer grafis, biasanya kerja dari jam nol-nol tho dok, sampe pagi, biar tenang ndak ada gangguan," bisik suster Ema.