"Heh?"
"Heh?"
"Besok kalo aku panen, gak bakal aku kasih bagian. Biar sebutir beras pun ndak akan aku kirim ke rumahmu! Dasar kemlinthi! Songong! Arogan! Aku ki ngerti nek aku wong cilik, tapi deloken kae, calon panenane akeh! (Dasar belagu, songong, arogan! Aku tahu kalau aku hanya orang miskin, tapi lihat itu, bakal panenan banyak)
"Padi dan jagung tho Dab? Kan masih sama seperti kemarin, kemarin, kemarinnya lagi, dulu, dulunya lagi ha ha ha ha."
"Huh!"
"Awas kowe Nggar!"
"Awas kowe Nggar!"
"Awas kowe Nggar!"
"Mas Dab, mas Dab, sudah sudah, sabar ya mas, besok saya bantu ya kalau panen?" suara lembut seorang perempuan menenangkan Dab yang hampir meledak lagi emosinya, bahkan hampir membuatnya jatuh dari kursi!
"Ini susu dan rotinya dimakan dulu ya mas Dab?" mas Dab manggut-manggut
"Dan jangan lupa mas Dab, ini vitaminnya diminum ya? Biar sehat selalu," sambung perempuan berbaju putih dengan name tag: perawat Rumah Sakit Jiwa.