Banyak itu Jon! Teriak kang Bocil pada bayangan Joni-jontor. Ya, hanya pada bayangan adiknya, ia berani berteriak keras, marah, mengumpat, berteriak:
"Bajingan!"
"Sensor"
"Sensor"
"Sensor"
"Sensor"
"Sensor"
Tak berarti lagi perhitungan logis atas pengeluaran uang hanya untuk mendapatkan "itu" dengan perolehan atas penyerahan "itu" kepada beton-beton besar di sawah-sawah yang dulunya hijau. Kata orang pintar, cuma sekedar UMP, ditambah bonus itu, tunjangan anu, terus dipotong buat anu dan seterusnya,
"Terus kapan balik modalnya Jon?"
"Pokoknya kang..."
"Dengerin dulu Joni jontor, bukan aku tak mau membiayai kamu agar memperoleh surat "itu", tapi kalo seratus jutaan lebih itu cuma ditukar dengan upah minimum plus-plus, dan empat tahunan hanya dihargai dengan status "karyawan" apa kamu gak merasa rugi? Apa kamu bisa mengembalikan seratus jutaan lebih itu, dengan tabungan dari  upah minimum plus-plus dipotong pengeluaran sehari-hari sebulan-bulan, setahun-tahun?"