Mohon tunggu...
sukarti dimejo
sukarti dimejo Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas

sederhana saja, menikmati hidup dengan menulis, terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anu Itu, Itu Anu

9 November 2023   03:45 Diperbarui: 9 November 2023   05:08 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/photos/a-group-of-people-working-in-a-factory-7YUvAUbfSV0?utm_content=creditShareLink&utm_medium=referral&utm_source=unsplash

Banyak itu Jon! Teriak kang Bocil pada bayangan Joni-jontor. Ya, hanya pada bayangan adiknya, ia berani berteriak keras, marah, mengumpat, berteriak:

"Bajingan!"

"Sensor"

"Sensor"

"Sensor"

"Sensor"

"Sensor"

Tak berarti lagi perhitungan logis atas pengeluaran uang hanya untuk mendapatkan "itu" dengan perolehan atas penyerahan "itu" kepada beton-beton besar di sawah-sawah yang dulunya hijau. Kata orang pintar, cuma sekedar UMP, ditambah bonus itu, tunjangan anu, terus dipotong buat anu dan seterusnya,

"Terus kapan balik modalnya Jon?"

"Pokoknya kang..."

"Dengerin dulu Joni jontor, bukan aku tak mau membiayai kamu agar memperoleh surat "itu", tapi kalo seratus jutaan lebih itu cuma ditukar dengan upah minimum plus-plus, dan empat tahunan hanya dihargai dengan status "karyawan" apa kamu gak merasa rugi? Apa kamu bisa mengembalikan seratus jutaan lebih itu, dengan tabungan dari  upah minimum plus-plus dipotong pengeluaran sehari-hari sebulan-bulan, setahun-tahun?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun