"Eh mas galau, sebentar ya, tuh ada telpon masuk?" kataku sambil menepuk-nepuk pundaknya yang mulai kurus
"Iya sus.."
Langkah-langkah kakiku bergegas namun sedikit ragu, apakah telepon itu tentang komplain keluarga pasien, atau.....
"Halo, selamat siang, Rumah Sakit Jiwa, dengan suster Vi, ada yang bisa kami bantu?"
"Hai suster, ini, saya mau nanya gimana perkembangan mas galau?" tanya seseorang di seberang sana
"Oh... baik, baik, tapi ia masih belum mau makan siang juga, cuma makan malam saja yang ia mau, pagi juga cuma ngopi, gimana ya? Apa ada seseorang yang bisa membujuknya, agar mau makan siang?" tanyaku
"Ehm itu masalahnya sus, kami... tak mampu membujuk orang itu, dia keras pendirian, cuek, bahkan hampir tak peduli.. meski kami sudah bilang, kalau mas galau sekarang sudah miring abis alias setengah gila, gila beneran," balasnya
"Dia... dia yang selalu ada dalam puisi-puisinya ya?" selidikku
"Iya..."
.
***