"Ssst!"
"Ssst!"
"iyaaahh..."
Iya, iya, iya sayang, gumamku pelan-pelan, takut buat keriuhan yang bisa berujung pecah keributan. Seperti beberapa waktu yang lalu, saat indah mata coklatnya menyiratkan cinta, namun tak berapa lama kemudian jadi makian penuh kekerasan,
"Anjir!"
"Anjir! Sacilad! Pabu!"
"Anjing kali sayang?"
"Diam kau anjir!"
Prang! Dua piring besar pecah berantakan di ujung ruangan. Keras bunyinya buatku terjongkok diam hingga tanpa sadar basah pula diantara paha besar, aku ngompol!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!