Jadi aku memang benar, ini nggak bener, musti dibuat unserious alias santai saja, toh.... Monda bergumam macam mbah dukun yang tengah merapal mantra. Dari balik gelas es teh, Andi hanya terkekeh-kekeh menyaksikan sahabat barunya mulai sedikit gila, menyoal banyaknya hal berat yang diterimanya sejak keterima kira-kira duapuluhtiga hari yang lalu.
Tringg... bunyi gelas es teh beradu
"Ehh.." Monda tersadar dari komat-kamitnya. Dua tangannya menggapai-gapai kanan atas, kiri atas, samping, depan seperti gaya siswa yang menghapus papan tulis.
"Kenapa Mon?"
"Enggak, ini tadi ada nyamuk nakal Ndi," balas Monda sekenanya, padahal sebenarnya ia sedang berusaha mengusir gambaran-gambaran peristiwa yang menghasut pemikirannya, tentang hal diterima tetapi kok berat?
Berat? Iya berat, nggak pas sama level gue dong, masak musti disiplin kayak kuda, gue kan tipe seniman, pemikir yang bebas, tidak seharusnya dikekang macam kuda penarik beban, aduhh, Monda berbicara dengan hati kecilnya sambil melotot ke Andi yang sedang mereguk es tehnya, sruputtt ahhhh....
"Ehem H -- 5 lho Mon"
"Maksud lu Ndi?" Monda bingung
"Iya H -- 5, sejak itu tuh, masih kuat?"
"Ah oh itu, ya ya gimana ya Ndi. Ini berat, nggak pas sama level gue, masak gue musti disiplin kayak kuda, gue kan tipe seniman, pemikir yang bebas, tidak seharusnya dikekang macam kuda, lagian nggak level,"
"Oh begitu Mon..."