Tiba-tiba keris itu bersinar terang, keluar dari keris itu sebuah huruf hijaiyah. Huruf itu mengurung sosok tersebut namun, sayang Ratu di genggam oleh lidahnya.Â
Pak Ustadz meminta warga agar membacakan ayat-ayat Al-quran. Sosok iblis yaitu kuntilanak tak sanggup saat mereka membacakan nya. Akhirnya dia melempar Ratu yang sudah terlilit oleh lidah kuntilanak.
    "Duggkkh!Â
 Tubuh Ratu terhempas, anehnya Ratu tidak memiliki perut besarnya lagi. Ratu tak sadarkan diri, Rizal segera mendekati istrinya. Tapi saat itu juga kuntilanak itu mendatangi mereka. Dengan cepat Pak Ustadz segera menarik makhluk itu.Â
   Â
     "Kenapa kau mengganggunya?" tanya Pak Ustad.
     "Hi-hI-hi ..."Â
     Makhluk itu justru tertawa tanpa henti, kepalanya memutar seperti sebuah bola. Semua  warga melihat ketakutan, seperti tak percaya apa yang di lihat nya. Doa-doa di panjatkan oleh Ustadz Fikry namun, makhluk itu tidak punya rasa takut atau pun ingin pergi. Keris Ustadz pun masih bisa di kalahkannya.
Justru dia ingin menerkam Ustadz itu, dia menjulurkan lidahnya kembali, seperti sebuah cambuk. Â Dia mencambuk tubuh ustadz itu, peristiwa aneh malam yang mengerikan, karena pagi datang suara ayam berkokok, iblis itu menghilang di telan bumi. Semua warga kembali ke tempatnya. Sedangkan Ustadz Fikry di bawa ke rumah sakit oleh sebagian warga.Â
'Sebenarnya desa apa yang aku tempati?' tanya Rizal di hatinya. Dia tidak habis pikir, baru saja datang karena istrinya mau melahirkan. Tapi justru dia kehilangan anaknya, istrinya kini menjadi pendiam gara-gara peristiwa itu. Anak mereka entah di mana, ibunya yang mendengar cerita Rizal kaget. Sebab dia sudah melarang untuk pindah ke desa itu saat hamil, nasi sudah menjadi bubur. Rizal akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota.
    TAMAT Â