Mohon tunggu...
Miss Simple
Miss Simple Mohon Tunggu... Penulis - Penulis atau novelis

Hobi membaca dan selalu berteman dengan setiap cobaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Lentera Rumah 2

2 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 2 Januari 2025   21:12 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

          Mereka pun meneteskan air matanya, ternyata rasanya sakit saat di tinggal dengan orang yang benar-benar kita sayangi. Terlebih waktu itu Sinta akan menikah dengan Rudi, pernikahan gagal saat Rudi sedang melaksanakan tugasnya di negara Timor Leste. Dia mengalami kecelakaan yang akhirnya membuat dia meninggal dunia. 

Padahal Rudi berjanji pulang untuk melaksanakan janjinya pada Sinta, saat itu juga orang tua Sinta menitipkan kepada Rudi agar menjaganya. Ayah Sinta juga seorang Tentara, kebetulan adalah atasan Rudi. 

        Janji tinggallah janji saat Allah berkehendak lain, mereka sama-sama meninggal di tempat terbaik saat melaksanakan tugas. Bagi Sinta dua hal yang menyakitkan mendapatkan musibah sekaligus. Sedangkan Warsinih terpukul karena Rudi adalah harapannya satu-satunya. Tiba-tiba seseorang datang dengan tergopoh-gopoh ke hadapan mereka, membuat Warsinih dan Sinta bingung.

         "Sinta, nek ...," suaranya hampir tak terdengar karena tersengal-sengal.

         "Ada apa toh, nang?" tanya nenek bingung.

        Pemuda itu mencoba tenang, tak lama dia menceritakan semuanya. Rasa tak percaya bercampur aduk di dada mereka dan pikirannya, nenek yang tadinya sedang berdiri mencoba duduk. Sesekali melihat foto yang terpajang di dinding, tak lama seseorang bersama rombongan mendekati mereka. 

      Rasa tak percaya menutupi wajah mereka, Sinta lemas seketika, dia terjatuh duduk di lantai. Air matanya mengalir dan menetes  membasahi pipinya. Seseorang melangkah mendekati mereka berdua, seorang pemuda tampan dan gagah meraih tangan Sinta, serta nenek.

         "Ya Gusti, apa yang terjadi sebenarnya apakah ini nyata?" ucap nenek sambil menyentuh tubuh pemuda itu. 

Sedangkan pemuda itu tersenyum, dan menghapus air mata Warsinih dan Sinta. Semua mata tertuju pada mereka, dari rombongan pemuda itu seorang pria setengah tua mendekati Sinta yang sedang menangis. Dia melihat Sinta yang tertunduk, lalu dia mengangkatnya. 

        "Bangunlah, ini papa nak," ucap pria tua itu.

       Sinta mengangkat kepalanya, saat mendengar suara tersebut. Suara tangis pun pecah seketika, dia merangkul pria tersebut dan memeluknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun